Halmahera Barat, Panas Bumi dan Masa Depan Energi Berkelanjutan

Oleh:

M. Reza Pratama (Mahasiswa Pascasarjana Teknik Elektro Konsentrasi Power Sistem ITB)

Halmahera Barat tengah memasuki babak baru dalam pembangunan ekonomi daerah dengan adanya investasi strategis di sektor pertambangan emas dan pemanfaatan sumber daya panas bumi. Setelah pelantikan kepala daerah di Istana Negara dan retret di Magelang, Bupati Halmahera Barat James Uang langsung bergerak cepat dengan mengunjungi PT. Tri Usaha Baru (TUB) dan PT. GeoDipa di Jakarta.

Langkah ini menunjukkan keseriusan pemerintah daerah dalam mendorong investasi demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperkuat kemandirian fiskal daerah.

Upaya Bupati Halmahera Barat dalam menghadirkan investasi berkelanjutan ini dinilai sebagai langkah maju dalam pembangunan ekonomi daerah. Investasi di sektor panas bumi di Idam Dehe, Jailolo, diharapkan dapat menjadi sumber energi terbarukan yang stabil dan ramah lingkungan serta memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat sekitar. Dengan adanya proyek ini, diharapkan terjadi peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), penyerapan tenaga kerja, serta penguatan infrastruktur energi di wilayah Halmahera Barat.

Salah satu proyek strategis yang diinisiasi adalah pemanfaatan sumber daya panas bumi di Idam Dehe, Jailolo, yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). Sebagai mahasiswa Teknik Elektro Bidang Power System ITB, penulis mencoba menjelaskan secara teknis, bahwa PLTP bekerja dengan memanfaatkan panas dari dalam bumi untuk menghasilkan uap yang digunakan dalam menggerakkan turbin dan menghasilkan listrik.

Dari sisi teknis, sistem kerja PLTP terdiri dari beberapa tahapan utama. Pertama, sumur eksplorasi dibor hingga kedalaman tertentu untuk mencapai reservoir panas bumi yang mengandung air panas atau uap dengan suhu antara 150°C hingga 350°C. Uap panas yang dihasilkan kemudian dialirkan ke turbin yang terhubung dengan generator listrik. Setelah melewati turbin, uap dikondensasikan kembali menjadi air dan dikembalikan ke dalam reservoir melalui sistem injeksi, sehingga siklus energi tetap berkelanjutan tanpa merusak keseimbangan geologi.

BACA JUGA   Yakin MASI-AMAN Menang Telak di Soadara, Tokoh Pemuda Sebut Ayah Erik Tidak Perlu Repot-Repot Kampanye

Menanggapi kekhawatiran masyarakat mengenai asumsi bahwa PLTP dapat menyebabkan gempa bumi. Dapat dijelaskan bahwa teknologi yang digunakan dalam eksplorasi dan eksploitasi panas bumi telah berkembang pesat dan dirancang untuk menghindari dampak seismik yang signifikan.

Menurut hemat penulis, PLTP menggunakan sistem reinjeksi air ke dalam reservoir panas bumi untuk menjaga tekanan alami dalam tanah, sehingga tidak menimbulkan ketidakseimbangan geologi yang dapat memicu gempa bumi. Selain itu, berbagai studi geologi dan seismik dilakukan secara ketat sebelum eksplorasi dimulai guna memastikan keamanan infrastruktur dan lingkungan sekitar.

Dari sisi efisiensi, PLTP memiliki kapasitas faktor yang lebih tinggi dibandingkan dengan pembangkit listrik berbasis energi terbarukan lainnya seperti tenaga surya dan angin. PLTP dapat beroperasi hampir 24 jam sehari tanpa tergantung pada kondisi cuaca, sehingga menjadi solusi yang lebih stabil dan andal dalam penyediaan energi.

Just a moment...