Tidore – Perayaan upacara di puncak Hari Jadi Tidore (HJT) ke-917 resmi digelar di pelataran Kadato Kie Kesultanan Tidore.
Tampak hadir, Sultan Jailolo, Jou Kalem Kesultanan Ternate, perwakilan Kesultanan Bacan, para Bobato 4 kesultanan, Anggota DPD RI, Hasby Yusuf, Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tidore, Wakil Wali Kota Ternate, Bupati Halmahera Tengah, dan Forkopimda kota Tidore kepulauan. Sabtu (12/4).
Dalam pidatonya, Sultan Tidore, Husain Alting Sjah, menyampaikan bahwa Tidore dengan usia yang ke-917 tahun, punya perjalanan panjang sebelum NKRI terbentuk.
“Dengan usia ke-917, Tidore punya perjalanan panjang sebelum Indonesia ini ada. Para Sultan pendahulu saya, telah mendedikasikan darah, jiwa dan hidupnya untuk kitorang samua hingga hari ini agar meredeka dari segala bentuk penindasan,” ujar Sultan Tidore.
“Oleh karena itu, kontribusi yang begitu besar dari para leluhur jangan pernah diabaikan. Dengan demikian kehidupan anak cucu Tidore harus damai, dan aman tanpa ada pertikaian disana sini,” lanjutnya.
Sultan Husain Sjah menegaskan bahawa dengan menjaga perdamaian dan keamanan antar sesama, maka Rahmat Allah akan turun.
“Kontribusi para leluhur begitu besar jangan pernah abaikan. Sebagaimana borero gosimo (petuah leluhur), maku gosa laha-laha, maku gahi jira ifa (baku bawa baik-baik, jangan saling berbuat jahat). Dengan torang baku bawa yang terbaik, maka Rahmat Allah akan turun,” tuturnya.
Sultan juga mengimbau pentingnya menjaga lingkungan. Mengingat, para leluhur telah menjaga dan mewariskan negeri ini sudah sepatutnya sebagai generasi harus menjaga dan melestarikannya.
“Mensyukuri (kekayaan alam) adalah merawat dan menjaga negeri ini dengan baik. Bukan mengeksploitasi seluruh kekayaan alam dan merusaknya. Torang pe leluhur so jaga dan torang pun harus menjaganya,” tegasnya.
Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Wali Kota Tidore, Muhammad Sinen, dalam pidatonya mengatakan bahwa pada perayaan Hari Jadi Tidore (HJT) yang ke-917, melibatkan UMKM.
Hari Jadi Tidore, lanjut Muhammad Sinen, bukan sekadar perayaan seremoni belaka, tetapi sebagai pengingat bagi generasi penerus.
Ia melanjutkan, generasi penerus sepatutnya tidak melupakan sejarah dan memiliki kewajiban untuk menghargai budaya yang telah diwariskan oleh leluhur.
“Hari Jadi Tidore, bukan hanya diperingati sebagai ceremoni belaka, akan tetapi sebagai pengingat bagi kita sebagai generasi penerus yang tak lupa sejarah perjuangan sultan Tidore, yang telah ada sebelum Indonesia ada” ujarnya
Muhammad Sinen menyampaikan bahwa HJT merupakan simbol kebesaran dari kesultanan Tidore yang tak boleh dilupakan. Sebab kemerdekaan, merupakan kontribusi nyata dari para pemimpin kesultanan terdahulu.
“HJT merupakan simbol kebesaran kesultanan Tidore. Kemerdekaan yang kita rasa adalah kontribusi nyata dari pengorbanan para sultan dan masyarakat adat saat itu,” tandasnya.
Reporter: Aalbanjar
Editor: M. Rahmat Syafruddin