Tidore,- Kelapa adalah tanaman yang lazim kita jumpai. Merupakan salah satu komoditas utama yang lekat dengan keseharian masyarakat Maluku Utara selain Pala dan Cengkeh.
Meskipun begitu, produk turunan yang dihasilkan dari kelapa masih terbilang sedikit. Kecuali untuk konsumsi, pemanfaatan kelapa menjadi produk lain masih jarang kita temui. Padahal, kelapa bisa dikembangkan menjadi berbagai varian produk yang memiliki nilai ekonomi tinggi.
Di Kampoeng Rameang Tidore yang baru selesai digelar, terdapat salah satu stan yang memamerkan produk kreasi tempurung kelapa, yaitu stan Bukufalulu, industri kreatif asal Kelurahan Kalaodi.
Pada event tersebut, Bukufalulu memamerkan aneka kreasi tempurung, antara lain ; cangkir, teko, gantungan kunci, replika bunga, replika rebab, hingga replika kapal Pinisi.
Pemilik Bukufalulu, Ansar Johar (30), saat ditemui di lokasi pameran mengungkapkan, bahwa semula Ia hanya ingin memanfaatkan limbah tempurung yang banyak ditemui di sekitar rumahnya.
Namun karena produk yang dihasilkan ternyata menarik dan banyak yang berminat, maka Ia kemudian mulai menggelutinya, meski dengan peralatan seadanya. Terhitung semenjak tahun 2015 Ansar mulai memproduksi aneka kreasi tempurung dengan harga yang bervariasi.
Selama menjalankan kerajinan tempurung, Ansar mengaku usahanya minim perhatian, terutama untuk peralatan produksi. Ia berharap Pemerintah Kota Tidore Kepulauan dapat membantu menyediakan peralatan yang dibutuhkan.
“Saya berharap, abis ini (kegiatan ini), pemerintah kota tetap kase perhatian lebih dalam hal memberi bantuan berupa alat dll, jadi torang bisa tetap berkarya,” ujarnya (27/3)
Selain Bukufalulu di Tidore, Kerajinan tempurung juga dapat kita temui di Ternate, yaitu di kelurahan Gambesi, Ternate Selatan.
Adalah Pribumi Kreatif, produsen kerajinan tempurung yang sudah beroperasi selama setahun terakhir. Pengrajin Pribumi Kreatif, Adi (34) sewaktu dikunjungi reporter Sentranews.id, mengaku sangat di dukung oleh Pemkot Ternate.
Bentuk dukungan tersebut adalah bantuan dari Dinas Pariwisata Kota Ternate berupa peralatan produksi, seperti ; Kompressor, Gerinda, Tuner dan peralatan lainnya.
Ketika ditanya mengenai mengapa memilih tempurung sebagai bahan baku produknya, Adi mengaku awalnya hanya ingin mengolah tempurung yang selama ini dianggap sampah rumah tangga, menjadi produk yang menarik.
“Kita penghasil kelapa, daripada tempurung itu dibuang dan menjadi sampah, mending di daur ulang jadi sesuatu yang menarik,” terangnya (28/3)
Untuk menyelesaikan sebuah produk, Adi memerlukan waktu 2 s/d 3 hari. Salah satu produk andalan Pribumi Kreatif yang cukup laris di pasaran adalah lampu hias tempurung yang dilabelinya dengan harga Rp 100.000/buah. Agar produknya dikenal, Adi memilih memasarkannya secara online.
Reporter : Arqam & Aalbanjar
Editor : Redaksi