Cerita Relawan Wakaf Al-Qur’an di Halmahera Barat

Jailolo,- Gawai berdering, tanda notifikasi muncul pada layar obrolan di grup whatsapp. Grup Relawan Wakaf Al-Qur’an, tempat biasa kami berinteraksi dan bertukar informasi. Ketua relawan provinsi, Abang Thada menyapa, memberi kabar kegiatan wakaf selanjutnya.

Pemilik nama lengkap Thada Chez Alhackiem, sang inisiator gerakan ini, merupakan seorang dosen di kampus tempat dulu saya kuliah. Kedekatan saya dengan beliau tidak hanya sekedar antara mahasiswa dengan dosennya. Lebih dari itu, kedekatan kami sudah seperti saudara. Kedekatan inilah yang mendorong saya untuk bergabung dalam Relawan Wakaf Al-Qur’an yang ia bentuk.

Selain Abang Thada, para relawan yang tersebar di seluruh wilayah Maluku Utara juga rutin membagi informasi. Kebutuhan Kitab Suci Al-Qur’an maupun buku Iqra memang sangat tinggi, hampir setiap hari pasti ada. Selain sharing informasi gerakan wakaf Al-Quran, grup juga menjadi saluran dakwah yang penuh dengan informasi keagamaan.

Bermula dari diskusi biasa, grup kemudian berkembang menjadi sebuah gerakan, kami akhirnya memilih gerakan wakaf Al-Qur’an. Menurut pengamatan kami, masih banyak mesjid, musholah, surau maupun madrasah dan TPQ yang membutuhkan Al-Qur’an dan buku Iqra. Meskipun sebagian besar masih memilikinya, namun  dapat dipastikan bahwa kebanyakan Al-Qur’an yang ada di mesjid dan musholah, apalagi di desa-desa adalah Al- Qur’an cetakan lama, yang sudah mulai lapuk dan sulit dibaca.

Penyerahan Al-Qur’an dan iqra di desa Jalan baru

Relawan di gerakan kami ini berasal dari berbagai jenis profesi. Di Kabupaten Halmahera Barat, kepengurusan relawan wakaf Al-Qur’an, mulai dibentuk pada November 2020, dimana anggotanya ada yang berprofesi sebagai ASN di Pemda Halbar, Kejaksaan, TNI dan Polri. Saya sendiri sehari-hari bergerak di sektor bisnis.

Minggu, 22 Agustus 2021, Pukul 19.11, salah seorang rekan sesama relawan Halbar, Iksan Abanou  memberi kabar. Ia menginformasikan bahwa TPQ Baitul Hikmah, di desa Jalan Baru kecamatan Jailolo, membutuhkan 20 buah Al-Qur’an dan 20 buku Iqra. Menurut Iksan, TPQ tersebut memiliki 68 orang santri. Tak lama berselang, relawan lain yaitu Nursyafa Ikram, juga mengabarkan informasi serupa dari desa Akediri, ia manyampaikan  bahwa di sana terdapat Majelis Taklim yang membutuhkan 20 buah Al-Quran. Merespon informasi tersebut, Abang Thada langsung menginstruksikan kami untuk mengecek ketersediaan Al-Qur’an dan buku Iqra di rumah Sertu Lahmuddin, Ketua tim relawan Halmahera Barat.

BACA JUGA   Cerita Om Let, Menjahit Ribuan Sepatu

Keesokan harinya, Senin 23 Agustus 2021, setelah memastikan ketersediaan stok Al-Qur’an dan buku Iqra, kami berkumpul di rumah Sertu Lahmuddin, pria yang biasa kami sapa ustad tersebut adalah seorang Babinsa di wilayah kami. Dari keterangan beliau, jumlah Al-Qur’an yang tersedia adalah sebanyak 100 buah, adapun buku Iqra berjumlah 140 buah. Selain desa Jalan Baru dan Akediri, desa Galala juga menjadi tujuan pembagian Al-Qur’an dan buku Iqra hari itu.

Pukul 16.30, seusai menunaikan sholat ashar berjamaah, kami mulai bergerak menuju lokasi yang sudah ditentukan. Menumpang mobil milik Sertu Lahmuddin, kami pun menuju desa Jalan Baru sebagai titik penyerahan pertama. Di TPQ Baitul Hikmah, kami di sambut oleh Ustazah Fitriah Sahdun, pembina TPQ dan beberapa orang santri. Senyum hangat tampak menghiasi wajah mereka, kedatangan kami rupanya sudah ditunggu-tunggu. Proses serah terima kemudian dimulai, Al-Qur’an dan buku Iqra sejumlah yang dibutuhkan kami serahkan kepada pembina TPQ.