Ternate,- Wali Kota Ternate M. Tauhid Soleman memberikan apresiasi kepada media komunitas Jalamalut (Jelajah Maluku Utara), yang sabtu malam meluncurkan majalah panduan wisata bertajuk Tara No Ate.
“Kepala daerah ke depan bukan sekadar sebagai seorang Wali Kota tapi dia menjadi manager kota sekaligus menjadi public relation, dapat memajukan produk UMKM dan UKM. Selamat untuk Bung Faris (dan teman-teman di jalamalut), launching majalah ini menjadi inspirasi bagi kita semua,” ungkap Walikota. Sabtu (13/02)
“Majalah wisata Tara No Ate ini merupakan buah pikir dari teman-teman Jalamalut, mudah-mudahan ini menjadi inspirasi kita untuk terus berkarya untuk kepentingan dan kemaslahatan masyarakat yang ada di Kota Ternate. Selain itu, mudah-mudahan banyak anak-anak akan menumbuhkan berbagai ide kreatif. Kebetulan benteng ini merupakan pusat kreatif dan InsyaAllah pemerintah Kota akan bahu-membahu menjadi inspirator juga sekaligus menjadi fasilitator untuk kemajuan ekonomi kota Ternate,” tambahnya.
Tauhid langsung mengajak Jalamalut untuk berkolaborasi lebih lanjut melalui Dinas Pariwisata untuk menerbitkan lagi majalah tersebut dalam dua bahasa yakni bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
“Sehingga nanti kalau ada tamu datang, saya tetap distribusi. Saya ingat, kemarin saja ketika pergi ke Kendari, saat gelaran Indonesia Creative Cities Festival (ICCF) saya bertekat nanti saya bawa majalah ini. Mungkin saya pergi kemana saja saya bawa satu, kemudian saya mungkin bawa ciri khas UMKM yang ada di Ternate. Sehingga itu mudah-mudahan menjadi kekuatan kita untuk kita promosi kedepan,” katanya.
Herman Usman yang didapuk sebagai editor tamu menyampaikan, adanya majalah Tara No Ate diharapkan dapat meningkatkan daya baca masyarakat Maluku Utara yang relatif masih rendah.
“Maluku Utara berada pada posisi 29 dari 34 provinsi, poin kita adalah 31,33 skor yang kita dapatkan. Itu artinya bahwa daya baca kita masih sangat rendah. Nah, Maluku Utara dalam BPS itu menyebutkan bahwa kita justru lebih senang nonton televisi atau menonton acara lewat Youtube itu berkisar sekitar 85,42%,” jelas Herman.
Sementara itu, Pembina Jaringan Komunitas Ternate (JAKROT) Rizal Marsaoly yang juga Kepala Bappelitbangda Kota Ternate ini menyampaikan bahwa kehadiran ‘Tara No Ate’ memberi khazanah pengetahuan tentang Ternate kepada pembaca juga memperkuat city branding kota Ternate.
Majalah ‘Tara No Ate’, kata Rizal, akan didistribusi ke berbagai kalangan dan didorong untuk menjadi bacaan dalam penerbangan dan hotel-hotel di Ternate.
Faris Bobero dalam sambutannya menjelaskan bahwa ‘Tara No Ate’ bisa menjadi pegangan berwisata bagi mereka yang ingin menikmati Ternate. Majalah ini sendiri menurut Faris berisi ulasan mengenai berbagai sudut keindahan Kota Ternate, tanpa kehilangan narasi sejarahnya.
“Semoga niat dan usaha menghadirkan majalah ini dapat bermanfaat dan diterima masyarakat untuk Kota Ternate tercinta ini khususnya dan untuk Indonesia pada umumnya,” imbuhnya.
Dalam kesempatan tersebut, Faris juga mengajak rekan-rekan seperjuangannya di Jalamalut untuk naik ke panggung yang para pegiat dan penulis di dalam majalah tersebut, diantaranya ; Rajif Duchlun, Fatir M. Natsir, Rizal Syam, Rian Hidayat Husni, Gustam Jambu, Irfan Mahardhika, Layang Sutanto, dan penulis tamu Irfan Ahmad juga Herman Oesman, sebagai editor tamu.