Ternate,- Perkembangan UMKM bidang Food and Baverages di Kota Ternate dua tahun ini meningkat drastis. Hal ini terlihat dengan menjamurnya kedai kopi (Coffee shop) di hampir setiap sudut kota.
Menurut Ketua Hipmi Ternate Fitrah Akbar Muhammad, S.E., M.Ak, yang juga merupakan salah seorang pengusaha kedai kopi, perkembangan ini tidak terlepas dari perkembangan industri kopi secara nasional maupun internasional. Selain itu terdapat beberapa faktor yang membuat pertumbuhan kedai kopi meningkat drastis.
“Perkembangan kedai kopi di Kota Ternate yang meningkat pesat beberapa tahun terakhir ini tentu karena pengaruh perkembangan industri kopi secara nasional maupun internasional,” ungkap Fitrah. Selasa (31/5).
Fitrah menyampaikan, mayoritas pelaku usaha kedai kopi di Ternate saat ini adalah anak-anak muda, yang kuliah dan mempelajari keterampilan kopi dari di Kota-Kota besar.
Keterampilan tersebut kemudian dibawa pulang dan diimplementasikan melalui bisnis kedai kopi. Di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Jogja dan Makassar, perkembangan bisnis kopi jauh lebih pesat.
Ia melanjutkan, salah satu faktor yang mendorong perkembangan tersebut adalah budaya nongkrong di kedai kopi (Ngopi) yang sudah menjadi kebiasaan di kalangan anak muda hari ini, sehingga kemudian tumbuh menjadi peluang bisnis baru.
Perkembangan suatu industri selalu menimbulkan permasalahan-permasalahan mendasar. Demikian juga pada industri kopi, seperti; masalah bahan baku, SDM dan mahalnya biaya ekspedisi.
“Sebenarnya kalau mau dilihat lebih jauh lagi, masalah yang dihadapi industri kopi sangat kompleks tetapi yang paling utama adalah kompetensi SDM, Ketersediaan stok bahan baku dan biaya Pengiriman yang mahal, ini sebenarnya yang sering menjadi bahan diskusi di kalangan para pelaku usaha kedai kopi,” lanjutnya.
Di bidang SDM, masih banyak Barista yang memang belum kompeten. Para pelaku usaha terpaksa mempekerjakan SDM yang ada sembari berupaya meningkatkan kemampuan mereka, baik dengan mengajarkan atau mensekolahkan mereka ke luar kota. Pemerintah Kota Ternate sendiri dalam 5 tahun terakhir belum pernah menyelenggarakan DIKLAT terkait kebaristaan.
“Baru saja hari ini saya dapat info bahwa Balai Diklat Industri Makassar menyelenggarakan Diklat Barista dan menyurat ke Pemerintah Kota Ternate untuk mengirimkan 3 orang sebagai peserta diklat. Bagi saya Pemerintah Kota Ternate terutama Disperindag harusnya malu, kok bisa daerah lain lebih peduli SDM di Kota Ternate daripada pemerintahnya sendiri,” tegas Fitrah.
“Informasi mengenai permintaan tersebut tidak dipublikasikan atau diinformasikan kepada para pelaku usaha tetapi malah melakukan “operasi senyap” asal tunjuk yang penting kenal dan punya hubungan kekerabatan, kan jadi makin rusak pengelolaan SDM-nya,” pungkas Fitrah
Pemerintah Kota Ternate diharapkan bisa melakukan evaluasi terhadap dinas-dinas terkait dan dapat memperhatikan dan melibatkan para pelaku usaha dalam pengambilan keputusan.
Reporter : Yus
Editor : Redaksi
Sumber : Rilis BPC Hipmi Kota Ternate