Tidore – Melalui Gerakan Awasi Kampanye (GASKAN), Bawaslu Tidore Kepulauan ajak masyarakat dan stakeholder di Kota Tidore untuk ikut serta dalam mengawasi tahapan kampanye pada Pemilu 2024 mendatang.
GASKAN ini digelar di pelataran Pantai Tugulufa pada, Jumat (25/11) malam. Dalam kegiatan tersebut, diisi dengan orasi kampanye damai dan bermartabat oleh Ketua Komisi Informasi Provinsi Maluku Utara Abdul Asiz Marsaoly, S.IP, MSi serta Live Music, serta special perform dari Alan Dermawan
Dikesempatan itu, Ketua Bawaslu Kota Tidore Kepulauan, Amru Arfa, dalam sambutannya mengatakan kegiatan ini bentuk dari kegiatan pengawasan partisipatif berdasarkan 7 program yang diluncurkan Bawaslu RI.
“Jadi kegiaatan ini prinsipnya kita mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk mengawasi seluruh tahapan kampanye m selama 75 hari kedepan, yakni dimulai pada tanggal 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024,” ujar Amru.
Dikesempatan itu juga, hadir dan memberikan sambutan, Anggota Bawaslu Provinsi Maluku Utara, Rusly Saraha. Ia mengatakan spirit pengawasan partisipatif yang digaungkan Bawaslu RI benar-benar diterapkan oleh Bawaslu Tidore Kepulauan.
“Metode pengawasan partisipatif, preventif yang aktraktif, kreatif dan inovatif terejawantahkan lewat kegiatan malam ini, ” kata Rusly.
Selaku Putra asli Tidore, lanjut Rusly, dengan spirit ketidorean tentu merasa bangga dengan kebesaran nilai-nilai leluhur sejak abad 17 yakni pada masa pemerintahan Sultan Syaifuddin atau dikenal dengan nama “Jou Kota”.
Dia menuturkan, pada masa Jou Kota, tidak ada pertikaian di tanah jazirah moloku kie Raha. Kemudian tambahnya, pada Abad ke 16, seorang panglima perang kesultanan Tidore bernama “Kaicil Rade”, sempat ditawarkan takhta kepemimpinan untuk menggantikan adiknya yang bernama king mir.
“Tetapi Kaicil Rade bersikukuh untuk menolak kesempatan tersebut, artinya seorang Kaicil Rade tidak memandang materi tetapi berpegang pada integritas diri yang kuat, ” tutur Rusly.
Lebih lanjut, Rusly mengatakan spirit nilai-nilai luhur inilah yang perlu dibangkitkan kembali di tanah jazirah terutama menghadapi momentum politik 2024 mendatang. Sebab kata dia, Politik transaksional yang berbasis pada materi dapat melahirkan kepemimpinan yang terbebani, dimana akan berpikir untuk mengembalikan modal atau cost politik yang dikerahkan saat pemilihan.
“Nuku melawan Ruci. Kita orang Tidore akan melawan praktek politik Ruci. Spirit ini perlu kita warisi dalam menjaga politik di Kota Tidore yang bermartabat,” ujar Rusly Saraha.
Sementara, Walikota Tidore Kepulauan Capt, H. Ali Ibrahim saat membuka kegiatan, ia mengatakan, GASKAN menjadi momentum penting dalam mengawal proses demokrasi, terutama dalam menyongsong pesta demokrasi.
“Acara ini bukan hanya sekadar pertemuan biasa, namun sebuah panggung untuk menyatukan tekad, semangat, dan komitmen dalam memastikan jalannya proses demokrasi yang adil, transparan, serta bebas dari segala bentuk pelanggaran,” kata Ali.