Tidore – Program Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan untuk memperkuat ekosistem musik tradisi Indonesia yakni Festival Musik Tradisi Indonesia (FMTI) siap digelar pada tanggal 1 hingga 2 Desember 2023.
“FMTI ini 2023 ini akan dilaksanakan selama 2 hari yakni pada tanggal 1 sampai 2 Desember 2023 di kawasan wisata Tugulufa dengan melibatkan komunitas pelaku seni music tradisi dan tarian dari empat Kesultanan Maluku Kie Raha yakni Tidore, Ternate, Bacan dan Jailolo,” kata Ketua Panitia Festival Musik Tradisi Indonesia, Siti Faya Ila Togubu dalam konferensi pers di Sentra IKM Tidore, Selasa (28/11).
Lanjut Faya, tarian tradisional ini terdiri dari Sanggar Timur Jauh dan gendang Gamalama dari Ternate, Banyo Sahu yang merupakan musik tradisi Jailolo, Sanggar Salendang Prawiya dan Sanggar Patra Komalo Nagara asala kesultanan Bacan, serta pertunjukan ritus kabata dan moro-moro dari Tidore dengan melibatkan 80 orang pelaku ritus kabata dan moro-moro dari 4 kampung masyarakat di pegunungan.
Selain itu, kata Faya, secara khusus FMTI tahun ini juga berkolaborasi dengan pemusik “Sape” seniman music tradisi dari Kalimantan Timur.
FMTI 2023-Marasante 2.0 ini juga melibatkan 15 pelaku UMKM, 15 talent lokal dalam pertunjukan musik tradisi, kontemporer serta pementasan tari.
“Pada hari pertamanya akan menampilkan beberapa pertunjukan music kontemporer dan pada malam hari akan tampil salah satu guest star yaitu Keiland Boy, dan hari kedua FMTI akan menampilkan pertunjukan music tradisi dan penampilan salah satu group band local asal Ternate Treeshome yang baru saja tampil pada Prambanan Jazz Festival tahun 2022,” beber Faya.
Untuk itu, kata Faya, FMTI 2023 Marasante 2.0 diharapkan bisa menjadi media untuk mengaktifasi kesenian local berupa music, tarian dan bentuk kegiatan seni budaya lainnya yang diorganisir oleh komunitas anak-anak muda.
“Selain itu kami berharap agenda ini bisa memberikan kontribusi terhadap agenda pemajuan kebudayaan yang ada di Tidore dalam bentuk pertunjukan seni budaya, event komunitas melalui kolaborasi antar komunitas anak muda, pegiat seni tradisi dan kontemporer, masyarakat adat, Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat serta media di kota Tidore Kepulauan,” tandasnya.
Di kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tidore Kepulauan Daud Muhammad menjelaskan bahwa FMTI atau Marasante merupakan media kolaborasi antara anak-anak muda pecinta musik tradisi dan penggiat seni budaya lokal untuk membangun kecintaan generasi muda terhadap identitas budayanya.
Kata Daud, FMTI kali ini rencananya akan dihadiri langsung oleh Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek RI Hilmar Farid dan Direktur Perfiliman, Musik dan Media, Ahmad Mahendra.
“FMTI 2023 alias Marasante 2.0 ini merupakan agenda tahun kedua yang dilaksanakan oleh Direktorat Perfiliman Musik dan Media, Ditjen Kebudayaan, Kemendikbudristek RI dan didukung oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tidore Kepulauan yang bertajuk “Pesta Budaya Pulau-pulau rempah”,” ujarnya.