Halbar – Warga Desa Saria, Kecamatan Jailolo, Halmahera Barat, sepenuh hati menunjukkan kecintaannya pada Sultan Husain Alting Sjah.
Dalam kampanye calon gubernur Maluku Utara nomor urut 1 itu di Saria, Kamis (10/10), setidaknya 15 kapal dan perahu nelayan menjemput Sultan di perairan Teluk Jailolo.
Speedboat yang ditumpangi Sultan dari Kota Ternate baru separuh jalan ketika rombongan penjemput tiba dan mengiringi perjalanannya ke Saria. Di depan kampung nelayan itu, iring-iringan perahu dan kapal beberapa kali mengelilingi speedboat Sultan sebagai ucapan selama datang.
Bagi warga Saria, kedatangan Sultan di kampung mereka adalah suatu kehormatan besar. Di pesisir desa, ratusan warga telah menunggu. Upacara Joko Kaha (Injak Tanah) digelar untuk menyambut Sultan dan permaisuri Jou Boki Mardiah Fabanyo.
Upacara dan sambutan luar biasa ini juga tak lepas dari peran Kesultanan Jailolo. Sultan Jailolo Ahmad Abdullah Sjah pun telah menunggu Sultan Husain di Saria. Usai Joko Kaha, Sultan lalu diarak keliling kampung menuju lokasi kampanye.
Ketua DPD PDI Perjuangan Muhammad Sinen dalam orasi politiknya yang berapi-api menyatakan perjuangan memenangkan Sultan Husain sebagai gubernur adalah perjuangan harga diri. Sebab Sultan Husain sebagai perwakilan Maluku Kie Raha merupakan figur yang bakal melayani rakyat Maluku Utara sesuai yang diharapkan warga.
“Karena itu, ketika semua orang meninggalkan beliau, saya tetap bersikukuh di samping Sultan. Karena saya yakin, orang yang ditinggalkan dan dizalimi akan mendapat pertolongan Allah,” ujarnya.
Calon wali kota Tidore Kepulauan itu juga memuji sambutan warga terhadap Sultan. Ia mengatakan, video kampanye di Saria akan dikirimkan ke Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk menunjukkan betapa cintanya warga terhadap Sultan Husain.
“Dan ini juga mematahkan isu-isu bahwa Sultan Husain akan kalah di Halmahera Barat. Karena ternyata kabar itu hoaks. Sambutan hari ini menunjukkan bahwa nomor 1 di Pilgub Maluku Utara akan menang di Halbar,” tukasnya disambut teriakan setuju warga.
Sementara Sultan Husain dalam orasinya menegaskan tentang penting keberagaman. Menurutnya, seorang muslim harus bangga menjadi muslim, seorang kristiani harus bangga menjadi kristiani, dan seterusnya.
“Dan semuanya harus merasa aman hidup di Maluku Utara,” tegasnya.
Ia memaparkan, politik identitas tidak boleh digunakan untuk adu domba, juga tidak boleh dipandang sebagai marabahaya. Sebab identitas adalah sesuatu yang tidak bisa dilepaspisahkan dari manusia.
“Agama Kristen mengajarkan tentang kasih sayang, lalu kenapa orang Kristen dilarang berbicara tentang kekristenannya? Agama Islam mengajarkan tentang rahmatan lil’alamin, lalu kenapa orang Islam dilarang bicara tentang keislamannya? Pemerintahan yang pluralisme, yang mencintai perbedaan, itulah yang ingin saya wujudkan,” ujarnya.
“Namun dua tangan saya saja tidak cukup untuk mewujudkan itu. Karena itu saya butuh tangan bapak ibu semua untuk bergandengan menyelamatkan Maluku Utara, sesuai tagline kami ‘Turun Tangan Selamatkan Maluku Utara’,” tandas Sultan.