Halut – Anggota DPRD Halmahera Utara Irwan Djam meminta warga suku Tobelo-Galela agar tak lagi memilih paslon gubernur dan wakil gubernur Maluku Utara berdasarkan pendekatan suku semata.
Pasalnya, pada pemilihan 2019 lalu gubernur terpilih yang berasal dari Togale justru membuat malu dan mengecewakan.
Hal ini disampaikan Irwan dalam kampanye terbatas paslon Sultan Husain Alting Sjah dan Asrul Rasyid Ichsan (HAS) yang dipusatkan di Desa Igobula, Kecamatan Galela Selatan, Selasa (29/10).
Menurutnya, memilih pemimpin harus juga berdasarkan rekam jejak, kepribadian, dan kapasitas.
“Ada pasangan calon yang datang atas nama suku. Bapak ibu dan saudara sekalian, kita sudah jenuh. Kenapa? Bang Asrul ini ketua tim pemenangan pilgub beberapa waktu lalu. Saya juga tim bersama Sahrin Hamid, ada Mirzan Salim juga. Tapi kita sudah rasakan (seperti apa) di akhir ujung kekuasaan. Tong malu,” ujar Irwan.
“Sebagai anak daerah yang selama ini kita junjung, kita muliakan, bahkan dia datang kong kita cium tangan karena kita menganggap dia salah satu ulama. Kita menganggap dia adalah salah satu tokoh, tong pe panutan, yang mestinya memberi contoh terbaik terhadap komunitas Tobelo dan Galela,” sambung Sekretaris DPC PDI Perjuangan Halut ini.
Sayangnya, kata Irwan, di akhir kekuasaan yang selama ini diagung-agungkan ternyata memberikan tamparan keras kepada warga Togale khususnya dan Malut pada umumnya.
“Karena itu di momentum ini kita hentikan cara-cara yang mengkapitalisasi, yang menggiring suku dan entitas lainnya yang pada akhirnya memberikan tamparan keras buat torang samua. Jadi so cukup sudah, datang kamari kong bakasiang-kasiang supaya tong pilih,” tegasnya.
Kehadiran Sultan Husain dalam pilgub, Irwan berujar, adalah jawaban bagi warga Maluku Utara. Sultan Husain, sambungnya, pernah terpilih sebagai anggota DPD RI dengan suara terbanyak dari Malut tanpa adanya tim di desa-desa.
“Ini membuktikan bahwa kehadiran Ou Sultan Tidore adalah bagian dari harga diri kitorang samua. Sehingga tanpa tim pun pada saat itu beliau bisa meraih suara terbanyak. Rakyat Maluku Utara mencoba mengembalikan aura kepemimpinan Jaziratul Mulk di Maluku Utara ini, bahwa yang pantas untuk memimpin dan mendayung (kapal) Maluku Utara 5 tahun yang akan datang itu cuma Ou dan Asrul Rasyid Ichsan,” tukasnya.
Ia menekankan, Sultan Husain merupakan pribadi yang jujur. Tak pernah sekali pun berurusan dengan hukum.
“Dorang ini so selesai dengan dirinya sendiri, jadi sekarang tinggal pimpin torang. Sultan punya ikatan emosional yang kuat dengan Igobula, jadi jang tong kase malu pa dia. Karena itu saya harapkan pada torang samua, tanggal 27 tong rame-rame tusuk nomor 1,” tandas Irwan.
Reporter: Tim Sentra
Editor: M. Rahmat Syafruddin