Kepulauan Sula – Kampanye terbatas calon gubernur Maluku Utara Sultan Husain Alting Sjah di Kabupaten Kepulauan Sula pada Senin (4/11) membludak dipenuhi massa.
Kampanye cagub nomor urut 1 yang dipusatkan di Desa Fogi, Kecamatan Sanana tersebut menghadirkan sejumlah juru kampanye (Jurkam), di antaranya Ketua Partai Ummat Maluku Utara, Abdurrahim Fabanyo. Dalam orasinya, Abdurrahim menyatakan selama 25 tahun Malut dimekarkan, ekonomi kita justru mundur. Seluruh kabupaten/kota di Malut mengeluhkan hal yang sama.
“Lalu kemunduran masalah pendidikan. Dari segi pertanian, petani juga mengeluhkan harga barang,” ujarnya.
Ke depan, kata Abdurrahim, tiap kabupaten harus punya produk unggulan di samping produk-produk lainnya. Selain itu, ia juga menyentil pelayanan kesehatan di kabupaten/kota.
“Di sisi rumah sakit pun begitu, mundur. Orang dari Sula harus dirujuk ke Ternate lalu dirujuk lagi ke Manado. Padahal ternate harusnya jadi rumah sakit rujukan akhir,” kata Abdurrahim.
Ia memaparkan, ada lima alasan kenapa Sultan Husain cocok dipilih menjadi gubernur Malut. Alasan pertama, Malut tak kunjung maju lantaran selama ini kita salah memilih pemimpin.
“Selama ini kita pilih pemimpin yang mengutamakan keluarganya, kelompoknya, tapi tidak mengutamakan kepentingan rakyat,” tegasnya.
Alasan kedua, untuk mengangkat harkat dan martabat sebagai daerah yang dikenal sebagai Jaziratul Mulk.
“Negeri ini ada tuan tanahnya, coba kita serahkan kepada tuan tanahnya untuk memimpin negeri ini. Saya ajak kita semua menjaga harkat dan martabat negeri ini agar terhindar dari musibah,” sambung Abdurrahim.
Alasan ketiga, Husain Sjah sebagai seorang sultan sudah dididik untuk memimpin sejak kecil dalam keluarganya.
“Karena itu tidak salah jika kita menjadikan Sultan gubernur karena kemampuan memimpinnya,” tuturnya.
“Lalu memiliki integritas dan pengetahuan agama yang tinggi. Dan yang terakhir adalah memiliki toleransi tinggi. Sultan memiliki toleransi tinggi, karena itu merupakan adat dalam kesultanan,” tandasnya.
Sementara Sultan Husain Alting Sjah dalam orasinya menyatakan ia tak pernah berhenti mengingatkan wakilnya Asrul Rasyid Ichsan untuk memimpin dengan adab. Termasuk menempatkan diri sebagai pelayan, sebab rakyat adalah tuan.
“Jadi kalo ada pemimpin bikin diri tuan, maka dia tidak pantas jadi pemimpin!” tegasnya.
“Saya sudah bilang ke istri sejak awal bahwa menjadi pemimpin itu menderita. Jadi jangan bayangkan menjadi istri gubernur lalu hidup senang-senang. Istri dan anak yang ikut campur urusan pemerintahan akan membawa kesengsaraan bagi suami dan ayah,” tuturnya.
Ia juga mengingatkan peran orang Sula yang besar dalam kesultanan. Kesultanan Tidore dan Ternate membutuhkan orang-orang hebat asal Sula untuk mengusir penjajah.
“Dan hari ini saya butuh tangan orang Sula untuk bersama-sama menyelamatkan Maluku Utara,” tandas Sultan Husain.
Reporter: Tim Sentra
Editor: M. Rahmat Syafruddin