Idrus Maneke: Rakyat Tidak Boleh Salah Memilih Lagi, Haltim Pernah Memilih Pemimpin yang Berakhir di Balik Jeruji!

Haltim – Politisi Partai Golkar, Idrus Maneke menegaskan kepada masyarakat di Kabupaten Halmahera Timur untuk tidak salah memilih yang kedua kali.

Idrus menjelaskan bahwa masyarakat Halmahera Timur pernah salah satu kali dalam memilih Bupati. Kesalahan itu, dibuktikan lewat fakta bahwa pemimpin yang pernah dipilih rakyat Halmahera Timur itu berakhir dibalik jeruji diakhir pemerintahannya.

“Kita pernah salah memilih pemimpin di negeri ini. Kita memilih orang lain yang bukan putra daerah, dan fakta membuktikan bahwa di ujung kekuasaanya berakhir di balik jeruji besi,” tegas Idrus Maneke dalam kampanye terbuka di Desa Ekor, Wasile Selatan, Rabu (6/11).

Maksud Ketua DPRD Kabupaten Haltim ini bukan tidak berdasar, ia menjelaskan, Kabupaten Halmahera Timur sudah cukup menderita oleh bentuk ketidakadilan di era Kabupaten Halmahera Tengah.

Di tahun 2003, kata Idrus, Haltim dimekarkan bukan atas dasar pemberian, melainkan hasil perjuangan mahasiswa, pelajar dan keluarga yang yang berkuliah di Ternate dan Tidore, dengan alasan membebaskan diri dari bentuk ketidakadilan baik itu politik, pelayanan dasar, hingga SDM.

Ia mengurai, ketidakadilan politik dimasa itu, adalah keterwakilan daerah yang di delegasikan untuk merepsentasikan kehendak masyarakat Haltim hanya diwakili 3 orang, itupun kadang diwakili oleh orang lain, bukan asli putra daerah. Sehingga Haltim tidak pernah merasakan pemerataan pembangunan.

Soal pelayanan dasar, Idrus menjelaskan bahwa belum ada puskesmas, sekolah, dan jalan di saat itu. Dimasa itu juga, ia mengaku tidak ada satupun putra-putri Haltim yang statusnya PNS.

Atas dasar itulah, Idrus menegaskan Halmahera Timur harus dipercayakan kepada putra daerah sendiri untuk memimpin dan menentukan masa depannya yang berkembang.

“Dan itu sudah dibuktikan Ubaid-Anjas di periode pertama. Haltim sudah tidak boleh diserahkan kepada orang lain, biarkan kita tentukan nasib kita sendiri,” tegasnya.

BACA JUGA   Choel, Koruptor Hambalang yang Ikut Mendesain Sherly-Sarbin di Pilgub Maluku Utara

Dari semangat semangat itu, yang kini tertanam dalam jiwa Djufri Yakuba dan Ishak Djaelani. Menurutnya, mereka berdua menolak untuk dipasangkan dengan anak Rudi Erawan, Farrel Adhitama sebagai calon Wakil Bupati.

“Orang-orang ini tidak rela negeri yang diperjuangkan dengan pengorbanan jiwa, materi, dan waktu, diserahkan kepada orang asing untuk berkuasa,” jelasnya.

Ia berharap, masyarakat Halmahera Timur tidak akan salah kedua kalinya memilih bupati dan wakil bupati,” pungkasnya.

Reporter: Tim Sentra

Editor: M. Rahmat Syafruddin