Oleh:

Asghar Saleh

Mobil itu melaju menuju bandara. Jalanan masih sepi. Sebagian Ternate masih terlelap. Di dalamnya, empat penumpang saling diam. Sunyi. Tak ada percakapan. Detak jarum jam yang bergerak terdengar lirih. Berburu waktu. Menunggu kepastian. Hanya bibir-bibir yang bergumam pasrah.

“Allahumma Yassir Wala Tua’ssir” – Ya Allah, mudahkanlah, jangan Engkau persulit.

Saya membayangkan bagaimana gundahnya hati sepasang suami isteri yang ditemani seorang pemuka agama di dalam mobil itu. Terjebak dalam situasi yang penuh ketidakpastian. Sementara di antara mereka, duduk seorang anak yang sedang merajut mimpi besar. Mengikuti lomba level internasional nun jauh di tanah Arab.

Kisah yang saya tuliskan ini bukan fiksi. Bukan pula riwayat dalam hadist yang sering kita baca dan amalkan mengikuti kebiasaan Rasulullah pada masa lalu. Ini tentang kebesaran Al-Quran. Menegasi mukjizat dari kitab suci yang sepanjang bulan Ramadhan ini dibacakan kaum muslimin dimana-mana lebih banyak dari biasanya. Al-Quran tak diragukan kebenarannya (la raiba fihi), tidak dapat ditandingi (la ya’tuna bimitslihi) dan petunjuk dari kegelapan (huda lin nas).

Kata Allah dalam surah Al-Baqarah : 23-24) : “Dan jika kamu meragukan (Al-Quran) yang Kami turunkan kepada hamba kami (Muhammad), maka buatlah satu surah semisal dengannya dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. Jika kamu tidak mampu membuatnya, dan (pasti) tidak akan mampu, maka takutlah kamu akan api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir”.

Izzah saat disambut warga dan pemerintah Kota Tidore di Pelabuhan Rum, Kamis (30/1/2025), Foto: Humas Kota Tidore

Kisah ini bermula jelang bersantap sahur Selasa 11 April 2023 dinihari – saat sebuah pesan masuk ke ponsel Mubarak Hi. Muhammad. Isi pesan membuat suami dari Rahiya Ali ini terhenyak. Ia diminta membuat passport untuk anaknya dan seorang pendamping. Mereka akan diundang ke Abu Dhabi. Pesan itu secara terang benderang menyebut puteri sulungnya Izzah Quratta’ain terpilih masuk final Musabaqah Tilawatil Quran tingkat Internasional di Uni Emirat Arab.

BACA JUGA   Mengungkap Fakta D'facto, Sang Rapper Tidore

“Saya dan isteri kaget. Tidak menyangka Izzah akan terpilih” kata Mubarak ketika berbincang dengan saya. Kekagetan itu bercampur antara bahagia dan galau. Bahagia karena Izzah akan berlomba membawa nama Indonesia. Tentang galau akan terjawab setelah membaca ini hingga selesai. Sebulan sebelumnya, seorang teman dari tanah Jawa memang memberi informasi tentang MTQ Internasional itu. Temannya itu pula yang mendaftarkan Izzah sebagai peserta lengkap dengan video pendek Izzah yang sedang membaca Al-Quran.

Rentang sebulan bikin Mubarak dan isterinya sudah melupakan lomba itu. Apalagi setelah mendaftar, tak ada kabar berita dari panitia. Hingga undangan ke Abu Dhabi tetiba mendatangi rumah mereka di bilangan Dowora Tidore. Setelah rembukan dengan isterinya, Mubarak akan mendampingi anaknya. Hari itu juga passport dirinya beres karena menggunakan aplikasi dengan tambahan biaya untuk mempercepat pengurusan. Punya Izzah sudah ada. Sorenya, Mubarak melaporkan ke panitia di Abu Dhabi.