Sigmund Freud Merepresif Seksualitas Rakyat
Peran Freud, bagaimanapun, tidak untuk membebaskan tetapi membantu penciptaan pandangan dunia terhadap kelangsungan hidup patriarki dan pertumbuhan kapitalisme. Meneyediakan disiplin industri untuk kelas pekerja, pelatihan moral untuk kelas menegah, menciptakan kembali hubungan sosial kaum borjuis di dalam kemanusiaan dan di dalam kehidupan pribadi yang patriakis dan industrial.
Freud melihat klitoris adalah sesuatu yang tak sesuai untuk sebuah kesenangan seksual. Sehingga sifat kelaki-lakian yang kompleks adalah hal penting untuk membantu aktivitas klitoris mencapai titik masturbasi. Hal tersebut berpengaruh pada cara pandang perempuan yang merasakan kekurangan dalam dirinya sehingga menimbulkan kecemburuan terhadap penis (penis envy). Sehingga menurut Kate Miller bahwa fungsi dari pengendalian seksualitas merupakan corak utama Freudianisme. Hal tersebut bersumber pada ketakutan Oedipus kompleks yang bergerak secara luas sampai kultur kelas menengah. Sesungguhnya, menurut Freud hubungan yang dijelaskan tentang Oedipal konflik adalah berakar dari konflik keluarga. Psikoanalisa secara sederhana berusaha mebenarkan pandangan umum tentang Oedipus kompleks tersebut dengan menyatakan bahwa konflik tersebut memerlukan kendali orang tua terhadap anak-anak dan laki-laki terhadap perempuan. Dalam pandangan Freud, otoritas ayah menjadi “sekumpulan hal terpenting” untuk mengendalikan perempuan-perempuan dan anak-anaknya. Dengan demikian Freud melakukan serangan total pada perempuan, yang ia anggap bertanggungjawab terhadap Oedipus kompelks tersebut.
Freud menganggap bahwa perempuanlah yang bertanggungjawab terhadap trauma seksual pada masa kanak-kanak. Ia menyalahkan perempuan-perempuan tersebut agar mereka dituntut melakukan penyesuaian yaitu harus taat dan patuh pada suaminya. Dalam menafsirkan mimpi sekalipun perempuan diposisikan sebagai manusia yang inferior. Bagi Freud dalam kaitannya dengan kelemahan perempuan, mimpi seorang perempuan yang membawa seorang laki-laki adalah khayalan yang bersifat kekanak-kanakan sebab itu adalah kebalikan dari peran yang tidak sesuai.
Freud telah memberikan penolakan terhadap kebahagiaan perempuan sebagai bagian dari kemanusiaan yang dia pertahankan sebaik ia mempertahankan ide tentang klitoris. Dia memberikan jalan bagi budaya patriaki untuk berkuasa di dalam hubungan keluarga. Memposisikan otoritas ayah melebihi anak dan perempuan di dalam sistem masyarakat kapitalisitk. Menurut Freud konflik keluarga yang bersumber dari oedipal kompleks menjadi basis alasan seorang ayah harus mengontrol dengan ketat aktivitas anak-anak dan perempuan (istri). Namun hal tersebut dikritik oleh Wilhel Reich yang melihat bahwa fungsi dari tindakan kontrol atau pelarangan perilaku seksual anak-anak, remaja dan perempuan (istri) adalah sebagai alat para ayah atau laki-laki untuk membuat anak-anak dan istri menjadi lebih patuh. Sehingga secara tidak langsung negara akan mendapatkan keuntungan dari minat yang besar terhadap keluarga yang otoriter tersebut. Hal inilah yang menjadi pabrik dimana struktur dan ideologi negara dapat dibentuk di dalam keluarga yang otoriter.