Tidore,- Gekrafs Maluku Utara hadirkan Ferry Ardiansyah, artis dan juga pelaku ekonomi kreatif, dalam diskusi online via Instagram yang diberi tajuk Primitif Episode 6, dengan tema Optimalisasi Event. Minggu, 5 September 2021.
Dalam diskusi tersebut, Ferry Ardiansyah yang juga menjabat Ketua Bidang V DPP Gekrafs membagi pengalamannya bersama para pengurus DPW Gekrafs. Diskusi tersebut dipandu oleh host Rifita Tengku Idris, bendahara DPW Gekrafs Malut.
Ditanya mengenai aktivitasnya di bidang event organizer, Ferry mengaku bidang event organizer merupakan salah satu yang sangat terkena dampak pandemi. Ia bercerita, bahwa dirinya sempat stres mengingat banyak sekali SDM yang bekerja di bidang ini bersamanya.
Kondisi tersebut tidak berarti membuat Ferry menyerah, ia kemudian beralih ke Online Event. Menurutnya, pandemi tidak hanya melahirkan New Normal, tetapi juga melahirkan New Format, terutama di dunia event organizer. Kemajuan teknologi digital dan media sosial merupakan anugerah tersendiri, Ferry pun memompa kreativitasnya dengan menerima proyek event daring.
“Berbagai platform Online Meeting bisa kita manfaatkan, ada Zoom Meeting, ada Google Meet dan yang lainya” ujar Ferry.
Tentunya semua event pasti terdapat kendala. Namun bagi Ferry, semua kendala tersebut bisa dikendalikan dengan persiapan yang matang. Adapun kendala dalam penyelenggaraan Online Event, menurut Ferry paling hanya bersifat teknis. Meskipun begitu tetap harus diantisipasi. Salah satu kendala yang teknis namun bisa berdampak fatal adalah ketersediaan jaringan internet yang memadai.
Di akhir diskusi, Ferry berpesan kepada seluruh pengurus Gekrafs Malut agar tetap mengasah kreativitas agar mampu berdaya bersama, sesuai dengan tagline DPW Gekrafs Malut, yaitu; Berdaya Bersama, Berdampak Sesama.
Adapun Primitif (Perbincangan Ekonomi Kreatif) adalah diskusi live instagram, yang biasa di selenggarakan via akun resmi DPW Gekrafs Malut (@gekrafs.malut), setiap kamis malam, pukul 22.00 WIT. Diskusi ini membahas berbagai tema yang berkaitan dengan 17 subsektor ekonomi kreatif.
Repoter : Aalbanjar
Editor : Redaksi