Belajar dari Meus; Pelopor Bisnis Digital Branding di Tidore

Menurutnya, bagian paling sulit dalam sebuah desain adalah sketching, sebab dari situ dapat diketahui bentuk logo yang mampu merepresentasikan perusahan tersebut dan tentu membutuhkan riset melibatkan klien agar progresnya pun diketahui.

“Proses logo itu bukan bikin logo saja, tapi bagaimana bikin dia pe penempatan logo, bikin dia pe pedoman gitulah. saya bikin itu hampir tiga bulan, jadi dia kasih timeline, briefing, lalu torang pecahkan dalam bentuk sketch dulu dua minggu setelah jadi ada tiga pilihan logo baru presentasi,” jelasnya

Syukurdofu, klien Meus

“Setelah jadi baru drafting pa dia (logo) dalam bentuk digital, setelah proses itu baru baru masuk ke aplikasi-aplikasi samua, proses paling sulit itu di sketching, sketching ini cuma bagaimana mo tau dia pe bentuk,  kira-kira bentuk ini dapat  yang merepresetasikan apa dari dong pe perusahaan, nah itu tong harus riset semua,” lanjut Izul.

Disinggung soal harga, Izul mengaku bahwa masalah klien berbeda-beda, item-item desain pun beda sehingga tidak ada harga pasti dalam membuat sebuah desain. Harga untuk perusahaan dengan UMKM tentu juga berbeda.

Jika proyek yang dikerjakan sendiri harga yang dipatok berkisar di angka 7 juta bahkan bisa lebih. Namun terkadang ada klien yang memiliki keterbatasan anggaran tentu disesuaikan. Bahkan terkadang juga harga yang diberi tergantung pada lamanya waktu yang diminta konsumen.

“Dia pe masalah kan beda-beda dia pe item-item yang dong minta juga beda-beda, tidak ada harga pasti untuk itu. Kemarin waktu CIA  itu bukan saya yang pegang full project jadi dikasih 5 juta, tapi kalo mungkin tong yang pegang full project mungkin diatas 7 juta,” jelas Izul.

Contoh desain promosi yang dikerjakan Meus

Selain tingkat kerumitan yang berbeda-beda, faktor waktu pengerjaan juga menjadi dasar penentuan harga, kadang bisa menjadi mahal jika dikerjakan dalam waktu yang singkat. Dalam pengerjaannya, Meus menurut izul juga memperhatikan faktor originalitas karya. Hal tersebut juga baginya dapat mempengaruhi nilai proyek mengingat ia kadang harus membeli font yang digunakan dalam desain tertentu.

BACA JUGA   Indriyani Kordi, Qoriah Cilik Juara MTQ Maluku Utara 2024

Adapun harga untuk wilayah Tidore atau UMKM menurut izul akan disesuaikan dengan kondisi. Sebab, kondisi UMKM di Tidore berbeda dengan kota lain.

“Di Tidore itu kadang kalo UMKM saya bilang, sudahlah 500 ribu pun akan tong bikin. Karena memang UMKM di Tidore ini kan tra sama UMKM di kota lain. Kemarin pada saat ikut UMKM Fest saya sampaikan 500 ribu itu tong bikin semua, apa yang ngoni butuh misalkan logo, atau yang bajual kopi tong bikin dia pe desain aproun, desain cup, desain apa samua itu 500 ribu so include semua bahkan ngoni pe menu so bikin. Jadi ngoni sisa bawa ini ke percetakan akan samua so jadi,” jelas Izul.

Menurut Izul, sejauh ini Pemerintah Kota Tidore Kepulauan sangat mendukung kehadiran UMKM bidang Industri digital mengingat industri ini tergolong baru di Tidore. Sehingga diperlukan penjelasan yang logis baik kepada masyarakat atau kepada pemda selaku pemangku kebijakan agar industri sejenis tumbuh dan berkembang lebih baik ke depan.