“Kemarin itu saya presentasi di Bapelitbang soal kampung rameang, tong ingin acara ini bukan cuma acara yang tiap tahun ada tapi orang tra inga. Torang ingin perkuat di visual dulu, misalkan event Kampong Rameang kemarin, jadi orang lihat logo itu akan dorang inga Kampung Rameang,” lanjut Izul.
Saat ini Meus juga terlibat dalam perumusan City Branding Tidore. Izul mengaku belum lama ini ia bersama beberapa rekan komunitas termasuk dari Sentra, telah menyampaikan presentasi mengenai konsep City Brand kepada Sekda Kota Tidore.
“Beberapa waktu lalu torang ada presentasi deng pak sekot terkait City Brand. Insyaa Allah misalkan kalo jadi City Brand ini, tong juga akan terlibat. Meus di bagian visual digital, dari desain hingga visual-visual yang terpampang di sudut-sudut Kota Tidore Insya Allah Meus yang handle,” terangnya.
Izul berharap semoga industri digital branding di Tidore semakin berkembang. Baginya, industri kreatif sangat diperlukan. Jika banyak industri kreatif tumbuh dan berkembang, maka Tidore tidak akan pernah kehabisan orang-orang kreatif dalam membangun kota ini ke depan.
Reporter : Aalbanjar
Editor : Redaksi