Oleh:
Muhammad Wildan (Founder Sentranews.id)
Publik Maluku Utara heboh setelah lembaga survei Indikator Politik menyampaikan laporan hasil survei Pemilihan Gubernur Maluku Utara beberapa waktu lalu. Bagaimana tidak? Nama mantan bupati Pulau Morotai Benny Laos, diluar perkiraan mampu mengungguli sejumlah figur lain.
Dalam survei tersebut Benny terlihat perkasa dengan hasil survei 25,6 persen. Bahkan tokoh sekelas Sultan Tidore dan Muhammad Kasuba, hasil surveinya jauh di bawah Benny, di mana Sultan Tidore hanya menempati urutan ke 2 di angka 10,5 persen dan Muhammad Kasuba, tokoh PKS dan mantan Bupati Halmahera Selatan dua periode, hanya bertengger di posisi ke 3 dengan prosentase 5,5 persen.
Bagaimana bisa di Maluku Utara yang mayoritas muslim, seorang Benny Laos yang notabene nonmuslim mampu mengungguli tokoh kultural muslim sekelas Sultan Tidore? Apa saja yang sudah dilakukan Benny Laos sehingga hasil surveinya begitu tinggi? Tentu banyak faktor yang mempengaruhinya. Faktor yang harus menjadi pertanyaan yang dibahas para pemerhati politik di Maluku Utara.
Sebelum terjun ke dunia politik, Benny dikenal sebagai seorang pengusaha sukses, ia diketahui memiliki sejumlah hotel dan aset lainnya. Sehingga tidak heran jika Benny adalah salah satu bakal calon gubernur dengan kekayaan yang jauh di atas figur lainnya. Berdasarkan LHKPN tahun 2021, kekayaan Benny Laos ditaksir sebesar 510 Miliar rupiah. Ia bahkan didapuk sebagai kepala daerah terkaya se-Indonesia (Kompas.com).
Lantas dengan kekayaan sebanyak itu, apa yang dilakukan Benny Laos hingga dirinya begitu perkasa dalam survei. Penulis tentu tidak menuduh bahwa kekayaan tersebut ia gunakan untuk membayar lembaga survei, Benny Laos tentu tidak serendah itu.
Melalui Yayasan Bela Peduli, Benny Laos beberapa tahun terakhir telah menyalurkan banyak bantuan untuk rumah ibadah. Tidak hanya gereja, ia juga mambantu pembangunan mesjid di sejumlah wilayah di Maluku Utara. Bahkan yang terakhir, jelang Hari Raya Idul Adha 1445 H, melalui yayasan ini, Benny aktif menyalurkan ratusan hewan qurban sebagaimana diberitakan oleh Halmaherapost.com. Tidak hanya itu, di bulan Ramadhan lalu, ia juga menggelar acara buka bersama dan memberikan santunan anak yatim seperti yang diberitakan Tribunternate.com pada 16 April 2023 lalu. Sikap dermawan Benny tersebut, sejurus waktu dipandang sebagai kebaikan oleh masyarakat.
Yang menjadi menarik adalah, dalam setiap acara, Benny kerap menggunakan simbol-simbol Islam, ia kerap menggunakan pakaian yang selama ini identik dengan seorang muslim. Apa yang dilakukan Benny Laos seolah dianggap benar oleh sebagian orang atas nama toleransi. Namun, di sisi lain, dalam konteks politik, Benny diduga melakukan eksploitasi syariat Islam. Sebagaimana yang dikritik oleh tokoh muslim KH. Saleh Sakola dan Mantan Ketua MUI Ternate Usman Muhammad yang dimuat di laman pemberitaan Mediarakyat24.com edisi hari ini, Kamis 13 Juni 2024.
KH. Saleh Sakola misalnya, ia mempertanyakan Benny Laos yang kerap tampil dengan pakaian muslim. Ia menilai, jika harus menampilkan politik identitas, mengapa Benny tidak menampilkan identitasnya sebagai seorang Kristen.