Namun baru beberapa tahun belakangan dikelola oleh Rusmin dan rekan-rekannya para pemuda Desa Loleolamo. Rusmin bercerita, pulau ini mulai dikelola oleh para pemuda karena menyadari pentingnya peran pemuda dalam menggerakkan ekonomi desa. Dengan semangat inilah, Rusmin dan rekan-rekannya membentuk komunitas yang meraka beri nama Kelompok Sadar Wisata Desa Loleolamo.
Komunitas ini lalu bekerja menyediakan berbagai fasilitas secara gotong royong. Semangat para pemuda tersebut ditangkap oleh pemerintah desa, yang kemudian ikut membantu dengan mengalokasikan anggaran dana desa untuk pengembangan wisata di Pulau Paniki. Pelan-pelan kekurangan fasilitas di pulau ini mulai dilengkapi.
“Awalnya dari inisiatif kami, para pemuda desa Loleolamo lalu disorot oleh pemerintah desa dan kemudian memberi bantuan dana kepada kami untuk membangun berbagai fasilitas ini,” ungkap Rusmin sambil menghisap dalam rokoknya.
Gayung bersambut, Bupati Halmahera Timur H. Ubaid Yakub mengapresiasi upaya para pemuda desa tersebut. Maret tahun 2023 yang lalu, Bupati Ubaid hadir dan meluncurkan Wisata Pulau Paniki menjadi salah satu destinasi pariwisata andalan Kabupaten Halmahera Timur.
Sejak itu, para wisatawan dari Kota Maba, Wasile bahkan dari luar Haltim mulai berdatangan. Di hari libur, seperti libur lebaran tahun ini, menurut Rusmin, pendapatan pulau ini dalam dua pekan telah mencapai angka Rp10 juta, angka yang relatif besar untuk sebuah pulau yang jauh dari pusat keramaian.
Mengenai fasilitas, Rusmin menuturkan, selain dermaga, di Pulau Paniki sudah dibangun gazebo untuk bersantai, sudah tersedia homestay dan tenda bagi para pengunjung yang ingin menginap dan juga terdapat aula untuk kegiatan pelatihan serta kantin yang menyajikan aneka menu. Pulau ini juga telah dilengkapi dengan fasilitas toilet, listrik dan air bersih. Adapun mengenai transportasi, disediakan perahu boat pemberian bupati, yang siap antar dan jemput para pengunjung dari pelabuhan Desa Loleolamo menuju pulau Paniki, dengan tarif Rp70 ribu perorang, dan waktu tempuh sekitar 15 menit.
Waktu menunjukkan pukul 02.00 WIT, rekan-rekan kami satu persatu mulai memasuki tenda, sebagian terlihat masih rebahan di aula dan gazebo. Namun Rusmin masih bersemangat menceritakan kisahnya mengelola Pulau Paniki.
Sambil menikmati kopi dan iringan musik pantai yang diputar penjaga kantin, Rusmin mengungkapkan, ia berharap pemerintah kabupaten dapat terus memberi dukungan bagi pengembangan Wisata Pulau Paniki. Rusmin yakin, jika pihaknya konsisten, dan dengan dukungan yang memadai, pulau ini akan berkembang menjadi simbol pariwisata Kabupaten Halmahera Timur dan menjadi subsektor ekonomi kreatif andalan Halmahera Timur.
“Torang berharap pemerintah kabupaten terus kase dukungan untuk mengelola pulau ini, karena potensi wisata Pulau Paniki ini sangat besar dan menarik untuk dikembangkan,” pungkas Rusmin.