Selain di Tobelo, konsumen air isi ulangnya juga berasal dari beberapa wilayah lain. Bahkan hingga diluar wilayah Halut, yaitu; Kab. Halmahera Timur dan juga menyeberang ke Pulau Morotai.
“Untuk di kota Tobelo kita tiap hari mempersiapkan 200 galon air, dan berkurang tergantung kondisi cuaca. Kita bahkan melayani sampai ke tingkat pulau-pulau mulai dari kecamatan Loloda, kabupaten Haltim dan juga kabupaten Morotai,” terangnya.
Harga yang ia tawarkan juga beragam tergantung jarak tempuh dan volume pengantaran.
“Kalo di kios-kios biasa, air oxy kami jual seharga Rp.7.000 sedangkan air isi ulang biasa di angka Rp.5.000, biaya pengantaran pun berbeda, air isi ulang biasa Rp.8.000, sedang air oxy Rp.9.000,” ungkapnya.
Ia melanjutkan, bahwa distribusi air isi ulang yang sudah sampai ke beberapa wilayah di luar kota Tobelo kini terbatasi oleh pandemi Covid-19, terutama sejak PPKM di berlakukan. Ia mengaku, pendapatannya kini menurun, dari yang semula bisa mencapai 600-700 ribu per hari kini berkurang.
Adapun mengenai kompetitor yang kini semakin banyak, ia meyakini bahwa bisnis air isi ulang tetap akan survive, kecuali tidak dibutuhkan lagi.
“Selagi air masih menjadi kebutuhan penting manusia, selama itu kami para pengusaha air isi ulang tidak pernah libur,” tutup Bang Anto.
Reporter : Arqam
Editor : Redaksi