Desi bercerita, bahwa ia juga tergabung dalam asosiasi sewa mainan se-Indonesia yang memiliki aturan main. Tentu terdapat syarat dan ketentuan dalam penyewaan. Jika terjadi kerusakan serius pada mainan yang disewa, maka penyewa akan dikenakan sejumlah biaya sebagai konsekuensi dari kesepakatan.
“Kan kita tuh ada asosiasi sewa mainan se-Indonesia, jadi ada kebijakan dalam sewa mainan gitu, namun gak bisa dijalankan, memang sih setiap rental beda-beda, tapi sebagian besar gak bisa. Barang yang disewa, kan ada syarat dan ketentuan, tidak bisa ditukar kecuali barangnya rusak,” jelasnya.
Desi mulai membangun Mauza Toys Rental dengan modal sebesar Rp. 9 Juta, untuk 3 jenis mainan pertama. Mainan-mainan tersebut ia beli di Jakarta. Kini, Desi juga memesan beberapa mainan terbaru dari luar negeri yaitu Tiongkok. Menurutnya, mainan dari luar, selain ragam pilihan juga memiliki harga yang relatif murah.
“Insyaa Allah akhir bulan ini mau masuk, kita ambil langsung dari pabriknya di China. Karena ada teman yang bermain ekspor-impor, dia bilang kenapa gak ambil di pabrik langsung, setelah cari celah Alhamdulillah akhirnya dapat, mikirnya gini, karna di Indonesia, di toko itu rata-rata mainannya sudah kita punya semua. Sedangkan pelanggan kan bisa bosan lihat kok gak ada yang baru,” ungkap Desi.
Harga sewa yang ditawarkan juga variatif. Untuk satu jenis mainan bagi anak usia 3 – 5 tahun dikenakan biaya sebesar Rp.100.000 hingga Rp.175.000 per pekan. Sedangkan untuk anak usia dibawah itu harganya berkisar antara Rp.50.000 hingga Rp.250.000 per pekan.
“Jadi harganya memang harga yang gak berat. Satu mainan itu kalau kayak mainan yang ayunan, prosotan dan ring basket itu per minggu paling mahal Rp.150 ribu. Tapi semakin naik minggunya semakin murah. Jadi misalnya per minggu Rp. 150 ribu, kalo per dua minggu cuma Rp. 250 ribu,” jelasnya.
Selain itu, untuk menarik minat para konsumen, sebulan sekali Mauza memberikan promo-promo khusus kepada pelanggan. Misalnya pada bulan Agustus kemarin, dalam suasana peringatan kemerdekaan, Mauza memberikan harga promo sebulan penuh.
“Kita sering banget kasih promo, bisanya satu bulan sekali, kayak ada tanggalnya, kayak kemarin tuh bulan Agustus, betul-betul satu bulan full itu promo, tergantung moment juga, tapi memang kita mikirnya menyambut kemerdekaan. Dan karena promo akhirnya banyak yang mau sewa, lumayan selisihnya bisa sampai 20 ribu per mainan,” lanjut Desi.
Tentu setiap usaha pernah mengalami pasang dan surut, apalagi di masa pandemi sekarang ini. Desi mengaku, pandemi Covid-19 beberapa tahun belakangan ini juga berdampak pada usaha rental mainannya. Meskipun di lain sisi membawa berkah tersendiri.
“Jadi sebelum covid itu banyak juga, tapi waktu itu kan orang baru pertama kali mikir ada sewa mainan, rame juga. Setelah covid awal tahun 2020 itu memang mulai menurun. Jadi pas covid itu anggaran kan banyak dialihkan, jadi memang agak menurun tapi kita mikir karna belum ada karyawan jadi gak terlalu pusing. Tapi itu bertahan selama satu hingga satu setengah bulan, yang bikin kendala adalah ketika pertiga bulan tidak ada pembaruan mainan, itu baru kerasa grafiknya turun. Jadi imboost-nya itu dengan cara beli mainan baru,” ungkap Desi.