Oleh :

Gusti Ramli (Formateur Ketua Umum SEMA-HABAR) Kota Ternate

Sahril Helmi Kasim adalah jurnalis Metro TV yang lahir di Bisui, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara, pada 19 April 1994. Ia memulai kariernya di dunia jurnalistik sebagai kontributor Metro TV pada tahun 2023, Sahril dikenal sebagai jurnalis yang berani dan berdedikasi, aktif meliput berbagai peristiwa penting di Maluku Utara, termasuk bencana alam, peristiwa politik, dan isu-isu sosial.

Di ujung pena dan di mata lensa miliknya, lewat jemari tangannya, sosok Sahril Helmi harus kembali ke pangkuan ilahi dengan peristiwa yang naas. Nasib malang menimpa sang jurnalis ulung itu ketika ditemukannya mayat oleh Tim gabungan dari Basarnas, Ditpolairud, serta rekan-rekan jurnalis di Kabupaten Halmahera Selatan pada 8 Februari 2025, pukul 10.25 WIT. Terkapar dan tak bernyawa dibibir Pantai Desa Sabatang, sosok senior di HMI sekaligus Jurnalis Metro TV itu hanya meninggalkan luka, tetesan air mata dan kenangan yang dilukiskan dalam catatan-catatan peliputannya di Negeri Para Raja.

Sedari awal peristiwa yang menimpanya, penulis tidak mengenali sosok yang satu ini. Namun dalam beberapa waktu ketika penulis duduk dengan beberapa rekan-rekan Jurnalis, mereka pernah menyebutkan nama dan background organisasinya. Di lain waktu pula, penulis mendengar nama itu disebutkan oleh Abd Rahim atau biasa disapa Ko Im yang juga Kader HMI Komisariat Eksakta. Ko Im ini yang juga pernah menawarkan sekaligus meminta penulis untuk tetap mengembangkan diri melalui karya tulis yang sudah sejak lama penulis tempuh.

Ibarat pahlawan, Almarhum Sahril Helmi gugur di medan juang, tepat di Hari Pers Nasional ini, dirinya telah usai dengan perjalanan peliputan. Dalam catatan sejarah di Indonesia, sejarah jurnalistik dimulai pada abad ke-18 dengan munculnya media massa cetak pada masa penjajahan Belanda, kemudian pada abad ke-20, muncul Medan Prijaji, surat kabar yang didirikan oleh Tirtohadisuryo untuk bangsa Indonesia. Jurnalis memiliki peran penting dalam perubahan sosial dan politik di berbagai negara, terutama dalam menyampaikan informasi yang objektif dan membangun opini publik berdasarkan fakta dan analisis mendalam. Mereka berperan sebagai “penjaga api kebenaran”, memberikan penerangan dalam informasi yang kabur dan manipulatif.

BACA JUGA   Human Capital dan Hak Konstitusional  Warga Negara di Bidang Pendidikan
Almarhum semasa aktif di HMI Komisariat Eksakta UMMU Ternate, Foto: Istimewa

Dengan menyoroti isu-isu kritis seperti ketidaksetaraan, ketidakadilan, dan kecurangan, jurnalis memainkan peran penting dalam membentuk pandangan masyarakat. Mereka menggali cerita-cerita yang menginspirasi, menyuarakan aspirasi masyarakat yang terpinggirkan, dan mengungkap ketidakadilan yang tersembunyi, sehingga merangsang kesadaran dan tindakan di kalangan masyarakat.

Sosok yang telah pergi ini, benar-benar usai dengan tugasnya yang terus menggali cerita-cerita dari sudut pandang yang beragam, memberi ruang bagi suara-suara yang seringkali terpinggirkan, mendidik publik, serta membangun empati dan solidaritas di antara orang-orang yang berbeda latar belakang. Kini, dirinya tidak lagi menyajikan liputan yang teliti dan investigasi yang mendalam, lalu membawa isu-isu itu ke permukaan dan memberikan suara kepada mereka yang tidak memiliki kekuatan untuk bersuara sendiri.