Pada kasus ini kalau dosennya memang memiliki niat untuk mengajar pastinya akan mengonfirmasi balik pada mahasiswa, namun ketika di chat untuk konfirmasi tidak dibalas bahkan tidak di-read, dan ketika bertemu malah menyalahkan mahasiswanya.
Sebagai mahasiswa, saya melihat bahwa ini adalah imbas dari buruknya komunikasi yang terjalin anatara dosen dan mahasiswa seperti apa yang dijelaskan oleh Suranto AW di dalam bukunya yang berjudul Komunikasi Interpersonal.
Pada halaman 8, Suranto menyebutkan komponen-komponen di dalam komunikasi interpersonal, salah satunya adalah komunikan/penerima, ia menegaskan bahwa komunikan harus bersifat aktif, selain menerima pesan melakukan pula proses interpetasi dan memberikan umpan balik. Berdasarkan umpan balik dari komunikan inilah seorang komunikator akan dapat mengetahui keefektifitan komunikasi yang telah dilakukan.
Sebenarnya hal ini sudah lama dialami, tapi mungkin karena banyak mahasiswa yang terlena dengan tidur siang juga rebahan, sehingga mengangap dosen yang tidak masuk kelas adalah hal yang baik dan tidak ada masalah.
Pada titik ini dosen-dosen yang sering tidak masuk kelas telah sukses membentuk karakter mahasiswanya menjadi pemalas. Bagaimana tidak, coba kita liat pada bukunya James Clear yang berjudul Atomic Habits, di Bab 6 Hal.95, di tegaskan bahwa bentuk perubahan paling umum bukan dari dalam, melainkan dari luar.
Kita diubah oleh dunia di sekitar kita, setiap kebiasaan tergantung pada konteks. James Clear memberikan sebuah analogi sederhana mengenai hal ini, dia katakan bahwa di gereja, orang cenderung mengobrol sambil berbisik, di jalanan yang gelap, orang cenderung bersikap waspada, dengan cara ini dia mencoba menjelaskan bahwa lingkungan sangat berpengaruh untuk merubah seseorang.
Kembali pada pembahasan mengenai kondisi mahasiswa yang menjadi malas, secara tidak sadar, ketidak aktifan dosen dalam proses pembelajaran dapat membetuk karakter mahasiswa menjadi pribadi yang pengangap bahwa belajar itu tidak penting.
Yang tidak saya pahami adalah, masih ada dosen yang tidak masuk dari awal semester sampai akhir, dan pada saat Ujian Akhir Semester (UAS) malah memberi soal. Kalau seperti ini, bagaimana cara mahasiswa mejawabnya. Bahkan terkadang demi mengamankan situasi dan kondisi, dosen-dosen itu tetap memberikan nilai B untuk main aman agar tidak dikomplain oleh mahasiswa yang juga sudah malas.
Pertanyaannya pernahkan dosen berfikir bahwa ketika dia tidak masuk mata kuliah, apa yang akan terjadi pada mahasiswanya? Namun, kelihatanya ini adalah hal yang tak pernah dipikirkan oleh dosen yang jarang masuk untuk mengisi mata kuliah. Padahal peran dosen sangat krusial dalam membentuk pengalaman belajar mahasiswa. Keteribatakn aktif dosen tidak hanya meningkatkan pemahaman akademis, tetapi juga mendukung perkembangan pribadi dan profesional mahasiswa.