Gelar Webinar, Lespermata Usung Tema Hilirisasi Minerba dan Tenaga Kerja Lokal

Dr. Moctar Adam, dalam pemaparannya menyoal angka-angka realisasi investasi dan rencana pengembangan investasi yang disampaikan kedua narasumber sebelumnya. Ia mengatakan, apa yang disajikan kedua narasumber sebelumnya berbanding terbalik dengan realitas di lapangan di mana angka kemiskinan menumpuk di Hateng dan Haltim yang merupakan daerah penghasil Tambang.

Mocktar lalu mengatakan miskin dan sejahteranya masyarakatnya tidak tergantung invetasi tambang melainkan pergerakan harga komiditas lokal seperti kopra yang menentukan naik turunnya angka kemiskinan.

Karena itu, ia menyarankan perlu adanya merumuskan kebijakan ekonomi yang inklusif, yakni menjadikan Invetasi tambang dengan invetasi kopra terkoneksi dalam satu skema bisnis.

Menurut Mochtar, kelapa adalah bahan baku, sama seperti nikel ore, sehingga kedua komoditas ini dapat dihilirisasi bersama. Jika hal ini dapat dilakukan, maka penyerapan tenaga kerja pasti sangat tinggi karena di maluku utara 80 persen masyarakatnya bertumpu pada sektor perkebunan dan pertanian.

“Wajar jika realisasi investasi menjadi meningkat tanjam, karena pemerintah memberikan insentif yang berlebihan. Misalnya ekspor feronikel biaya keluarnya nol persen sedangkan komoditas lain seperti ikan terdapat biaya keluar,” jelas Mochtar.

Webinar kali ini diikuti oleh enam puluh lebih peserta dan dimulai pada pukul 14.30 sampai pukul 16.30 WIT dipandu oleh Direktur Lespermata Masgul Abdullah sebagai moderator.

Reporter : Aalbanjar

Editor : Redaksi

BACA JUGA   Sikapi Penyelewengan Dana Desa, Ketua DPRD Tidore Usul Dilakukan Psikotes bagi Semua Calon Kades