HMI di Persimpangan Jalan

Oleh:

Dr. Abdul Motalib Angkotasan (Pengurus Besar HMI 2008-2010)

Diskursus terkait fenomena HMI connection sangat menarik untuk diperbincangkan. Begitu kuatnya magnitud HMI dalam dinamika kehidupan ke-Indonesiaan. Terlebih pada dinamika politik, alumni HMI sangat piawai memainkan peran. Jejaring HMI tersebar di hampir seluruh partai, membuat komunikasi politik begitu mudah dan cair. Karena semua akan selesai pada verifikasi utama, HMI atau bukan?.

Banyak kader HMI yang kini menjadi pejabat publik, mulai Menteri, Anggota DPR RI, senator, akademisi, bisnismen dan lain sebagainya. Bahkan alumni HMI ada di hampir seluruh profesi pekerjaan di republik ini.

Semua itu karena sistem perkaderan di HMI yang rapi, berorientasi menghasilkan kader umat dan kader bangsa yang paripurna. Bisa dikatakan, itu dulu. Waktu silam yang telah lama berlalu. Karena saat ini, kader HMI yang sedang berproses banyak kehilangan kualitasnya. Mulai dari masalah akademiknya di kampus yang tidak selesai, perkaderan formal tertatih-tatih, budaya literasi mati suri, sampai tradisi diskusi dianggap tidak lagi penting.

Kini HMI di persimpangan jalan, menuju Indonesia Emas 2045 Masi adakah kader-kader terbaik HMI yang akan berada di pentas politik kenegaraan 2045? Wallahualam.

Optimisme penting dihadirkan dalam nalar kita, namun kita juga harus berikhtiar untuk memastikan sistem perkaderan saat ini dikoreksi dan direformulasi. Mengingat zaman telah berubah, lompatan perubahan teknologi begitu cepatnya. Maka HMI perlu mentransformasi diri agar bisa adaptif di tengah dialektika zaman.

Perkaderan HMI mulai lesu di tengah animo mahasiswa untuk berHMI yang berkurang. Kader HMI saat ini yang diberi amanah sebagai pemimpin di semua tingkatan mulai dari Komisariat sampai PB HMI harus putar otak, cari cara membangun kepercayaan calon kader. HMI sudah harus move on dari romantisme masa lalu dan bersiap untuk adaptif terhadap kondisi kekinian. Reformulasi perkaderan dapat dilakukan melalui media pembelajaran online dan sebagainya.

BACA JUGA   Keberagaman di Jazirah Moloku Kie Raha: Membangun Masa Depan Kepemimpinan Inklusif untuk Semua

Gen Z yang saat ini menjadi mahasiswa cenderung skeptis terhadap HMI, apalagi di kota-kota besar. Banyak ketua komisariat di beberapa tempat mengeluhkan rendahnya minat mahasiswa baru ber-HMI. Mereka lebih memilih meningkatkan kemampuan personalnya melalu belajar sendiri dan belajar bersama komunitas kreatif dari pada masuk HMI. Ini adalah tantangan terbesar perkaderan di zaman ini. Untuk itu, saatnya HMI berbenah, mengubah pola rekruitmen dan pola perkaderan yang menyesuaikan kondisi kekinian. Melalui platform media sosial, membangun narasi pentingnya ber-HMI. Menceritakan manfaat masuk HMI buat masa depan generasi.

Transformasi HMI suatu keniscayaan di tengah arus zaman yang berubah setiap saat, ditambah informasi teknologi yang punya lompatan perubahnya sendiri. Adaptif atau mati, dua kata yang perlu dimaknai dalam perjalanan HMI di masa depan. Semoga tulisan pendek ini menyadarkan seluruh kader HMI dan alumni HMI untuk berbenah dan bertransformasi.

Tidore, 11 Desember 2024.