Ternate,- Jumat pagi, saat kami bergerak menuju sebuah bengkel di bilangan Tabona Kelurahan Ubo-ubo, Kota Ternate. Waktu menunjukkan pukul 10.00 saat kami bertolak.
Di simpang tiga depan SMA Negeri 2 Ternate, berbelok ke jalan menanjak, kami kemudian berhenti pada deretan rumah ketiga. Tampak terpampang papan iklan putih sederhana bertuliskan “Menerima Servis Radiator” lengkap dengan keterangan jarak dan nomor handphone.
Ramli, pemuda 26 tahun, keponakan sang pemilik bengkel tampak menyambut kami. Kami memang sudah sejak lama berteman. Setelah berdiskusi sejenak tentang kabar masing-masing, kami pun diajak masuk ke bengkel. Bengkel Radiator milik Ibu Tanti.
Di dalam bengkel terlihat tumpukan radiator mobil bekas yang tidak dapat diperbaiki lagi. Menurut Ramli, radiator-radiator tersebut cukup parah kerusakannya. Pemiliknya harus mengganti dengan radiator yang baru. Bengkel ini memang menerima servis segala jenis radiator mobil.
Suasana bengkel pagi itu cukup lengang, tampaknya tidak banyak orderan radiator untuk dikerjakan. Bengkel tersebut menyatu dengan badan rumah, sehingga pemiliknya dapat melakukan pekerjaan rumah sembari menanti pelanggan datang. Mengetahui maksud kedatangan kami, Ibu Tanti meminta Ramli untuk melayani kami. Ramli pun mulai memperkenalkan peralatan sederhana yang mereka gunakan sehari-hari di bengkel tersebut.
Ramli bercerita, beberapa alat kerjanya mereka kreasi sendiri. Alat pembakar misalnya, alat yang digunakan untuk memperbaiki tutup radiator tersebut dibuat dari barang bekas. Alat pembersih kisi-kisi radiator yang tersumbat agar sirkulasi airnya lancar, juga dibuat dari peralatan bekas sederhana.
Ramli yang telah menyelesaikan studinya di FKIP Universitas Khairun tersebut menuturkan, sejak duduk dibangku SMP, ia sudah mengisi waktu liburnya dengan membantu almarhum pamannya memperbaiki radiator. Almarhum Pak Fuad, mendiang suami Ibu Tanti yang wafat 2016 lalu.
“Saya bantu servis radiator sudah sejak SMP, dulu kalau libur pasti saya bantu almarhum,” ujar Ramli (25/2).
Bertahun-tahun memperbaiki radiator membuat Ramli menguasai seluk-beluk kerusakannya. Sempat menambah pengalaman di Jakarta selama 2 tahun, Ramli kemudian kembali dan fokus membantu usaha tantenya tersebut. Praktis sudah 21 tahun usaha tersebut digeluti keluarganya.
Menurut cerita Ramli, almarhum pamannya belajar memperbaiki radiator dari rekan kerja asal Toraja. Tahun 90-an almarhum Pak Fuad pernah mengelola bengkel radiator di sekitar Pelabuhan Ahmad Yani Ternate lalu ke Kampung Makassar. Bisnis ini pun ditekuni bersama sang istri dan pindah ke alamat yang sekarang, hingga beliau wafat.
“Dulu Om pernah buka bengkel di depan pelabuhan, terus tahun 2001 pindah ke Kampung Makassar, tahun 2015 baru pindah kesini sampai beliau wafat,” terang Ramli.
Mendengar perbincangan kami di ruang bengkel, Ibu Tanti lalu menghampiri dan menyapa kami. Ia pun menceritakan pengalamannya mengelola bengkel.
Sepeninggal sang suami, Ibu Tanti berusaha tetap konsisten melanjutkan usaha bengkel mereka, demi menghidupi ke 7 orang anaknya. Dari usaha bengkel inilah ia berhasil membangun rumah tempat mereka tinggal. Jasa servis Radiator sepertinya cukup menjanjikan karena tidak banyak kompetitornya. Diperkirakan hanya ada dua tempat di kota Ternate yang menyediakan jasa servis radiator.