Idealisme Mahasiswa yang Mengedepankan Sinergitas

Maknanya, ketika kemudian kita berbicara mengenai skala yang besar dalam hal ini BEM universitas, lihat dulu bagaimana pencapaian dari skala yang kecil dalam hal ini BEM fakultas. Dari pernyataan ini, menurut penulis, terdapar relevansi dwngan buku yang ditulis oleh James Clear yang berjudul Auomic Habits bahwa, untuk memberikan perubahan yang besar kita harus berangkat dari hal hal kecil.

Nah, kembali lagi, mengapa BEM Univeraitas Nuku ini harus ada? Karena sebagaimana yang penulis katakan di atas bahwa di Universitas Nuku tidak kekurangan orang-orang yang memiliki kapasitas, yang memiliki bakat yang begitu beragam dari bidang akademis, olahraga sampai pada bidang kesenian.

Maka dari itu dengan adanya BEM Universitas Nuku, sekiranya agar potensi-potensi yang dimiliki oleh setiap mahasiswa,bisa dirangkul secara keseluruhan. Dan kemudian dikembangkan oleh proker seperti pengembangan minat dan bakat.

Kita semua menyadari bahwa di era yang semakin kompetitif ini, ketika bakat yang kita punya kita batasi karena tidak ada bimbingan dan perhatian, maka kita akan lenyap dan terbuang sia-sia.

Solusi

“Setiap masa ada orangnya dan setiap orang ada masanya”

Senioritas itu penting, tetapi ambil yang penting-pentingnya saja. Ketika kemudian tongkat estafet mulai beralih maka budaya yang baik dilanjutkan dan budaya yang buruk ditinggalkan. Mengapa demikian, karna doktrin para senior memiliki pengaruh yang begitu besar.

Cobalah sejenak berkaca pada pemerintahan kita saat ini, apakah mahasiswa dan pemerintah memiliki kesamaan? Di mana pemerintah tunduk kepada ketua partainya dan mahasiswa kepada seniornya, semua tergantung bagaimna cara kita dalam memaknai, maka dari itu bersinergi merupakan solusi yang paling efektif dengan memperhatikan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Sehingga memiliki dampak pada perubahan menuju kemajuan, guna memperkenalkan Universitas Nuku ke kancah Nasional bahkan Internasional.

BACA JUGA   Omnibus Law dan Nasib Pekerja Indonesia

Kita menyadari bahwa nama Universitas Nuku terdapat nama pahlawan besar dari Tidore, yang tanpanya tidak ada Sabang sampai Merauke. lalu apa sumbangsih dan kontribusi kita terhadap lembaga ini? Maka dari itu, jangan jadikan kampus hanya sebagai kendaraan atau batu loncatan, sementara kontribusi terhadap kampus seakan terlupakan begitu saja.

Pernahkah kita berkaca terhadap organisasi yang dibentuk oleh mahasiswa Tidore yang berkuliah di Ternate sepertk dJaman yang berpegang teguh terhadap semangat juang sultan Nuku. Sementara bagaimana dengan mahasiswa Universitas Nuku?

Maka dari itu penulis mengajak kepada seluruh mahasiswa Universitas Nuku agar bersinergi dengan memperhatikan nilai-nilai perjuangan Nuku, guna mencapai konsep gerak maju gemilang.

“Katakan yang benar walaupun pahit dan jangan katakan salah karna terpaksa,”

Syukurdofu