Imran; Habis Cacian Terbitlah Harapan

Oleh:

Firman M. Arifin (Redaktur SENTRA)

Hari itu, ia menerima telepon dari seseorang yang sengaja tak disebutkan namanya, maksud dari pembicaraan itu mau meminangnya mengarsiteki Malut United. Eks pemain Persija itu sempat tidak begitu serius untuk menanggapi tawaran tersebut.

Keseriusan Malut United untuk meminang pria asal Tulehu, Ambon itu makin menjadi. “Saya didatangi oleh pihak menejemen Malut United, lantas mengiyakan tawaran itu,” tutur pria bertubuh gempal itu.

Menukangi Malut United adalah harapan dan doa yang dikabulkan Tuhan “Saya pernah sampai ke Ternate, di Stadion kie Raha, doa saya ingin melatih klub disini (Ternate atau Ambon),” tuturnya.

Malut United mengakuisisi saham Putra Delta Sidoarjo (PDS), salah satu klub asal Jawa Timur berlaga di kasta kedua Liga Indonesia di tahun 2023. Angka 50 miliar akumulasi dari ambil alih PDS dan belanja pemain serta biaya operasional untuk bertarung di Liga Dua.

Harapan yang dilangitkan akhirnya terwujud, ketika musim 2023-2024 Malut United berhasil merebut tiket terakhir setelah mengandaskan perlawanan Persiraja Banda Aceh dengan skor 3-2 pada 9/3/2024. Momen bersejarah itu menyalakan kobaran semangat para pemain dan official tim serta air mata haru masyarakat Maluku Utara.

Tangan dingin Imran Nahumarury seolah mengangkat martabat sepak bola Maluku Utara yang sempat kehilangan arah. Ucapan selamat dan iringan syukur bertebaran untuk kaka Im, sapaan akrab Imran Nahumarury.

Mengarungi Liga I musim 2024-2025, Menejemen Klub menata diri untuk siap bertarung di kasta tertinggi sepak bola Indonesia.

Beberapa fasilitas dibangun untuk menunjang peforma klub berjuluk Laskar Kie Raha, seperti rehabilitasi Gelora Kie Raha, dan membangun Home Base jangka panjang di Desa Kusu, Kota Tidore Kepulauan. Disisi lain, beberapa pemain asing didatangkan, sebagai upaya menatap musim dengan serius.

BACA JUGA   Ekonomi Kreatif, Ujung Tombak Generasi Emas Indonesia

Kaka Im memulai debutnya dengan penuh tekanan publik, tentunya ingin memenuhi harapan yang tidak gampang. Nada sindiran mulai bergema, makin melengking dan tajam.

Padahal awalan Malut United, terbilang cukup baik ketika mampu melumat Persis Solo 3-0 di kadang sendiri (21/11/2024). Namun 4 laga setelah, tim asuhan kakak Im belum memenuhi ekspektasi publik.

Ditahan imbang 1-1 dari Dewa United (7/12/2024) dan hasil yang sama ketika menjamu PSM Makassar 2-2 (17/12/2024). Diperparah dengan nir poin ketika kalah Persija 0-1 (28/12/2024) dan Madura United 0-1 (10/01/2025).

“Imran Out, Pecat Imran” teriakan itu mengema, saat itu juga kaka Im, seolah menjadi orang yang paling dibenci. Deretan kalimat yang mendesak dirinya cabut dari kursi kepelatihan menjadi bara semangat.

Ketika musim memasuki pekan ke 29, Kaka Im membuktikannya dirinya pantas tetap berdiri di pinggir lapangan. 47 poin, 12 kemenangan, 11 kali seri, 6 kelakalahan dan masuk 5 besar adalah hasil yang tak wajar, melampaui harapan. “Target kami hanya bisa bertahan di Liga I,” tutur kakak Im, saat awal mula pihak menejemen Malut ingin meminang dirinya.

Hasil ini terbilang cukup baik dan barangkali tak pernah dibayangkan publik. Berbeda dengan dua klub jembolan liga 2, PSBS cukup nyaman di papan tengah, sedangkan Semen Padang terseok-seok di dasar klasemen.

Hasil positif kembali diraih kaka Im, saat mampu meladeni Egi Maulana dan kawan-kawan ketika bertandang di rumah Dewa United, stadion Pakansari, Bogor.

Sepasang gol Malut United dari Yakob Sayuri dan C. Meneses cukup untuk membalas gol tuan rumah yang dicetak Egi Maulana. 1:2 skor akhir untuk kemenangan Malut United. 12 laga  beruntun tanpa kelakalahan memberikan pesan bahwa Imran Layak menahkodai Malut United

BACA JUGA   Algoritma Kehidupan Berintegritas

Imran Nahumarury kini menjadi orang yang paling dielu-elukan, kaka Im tak pernah berfikir dua kali ketika menandatangi perpanjangan kontrak 1 tahun kedepan. Tiga kali menjadi pelatih terbaik pada pekan ke 12, 16 dan kini pekan 28 mempergas ia pantas menjadi juru taktik Laskar Kie Raha. Selain itu kakak Im menjadi satu-satunya pelatih lokal yang tersisa dalam persaingan Liga I Indonesia.

Just a moment...