Jangan Jadi Pengusaha

Persoalan uang bagi pengusaha dan investor hanya soal permainan (it’s just a game) seperti bermain monopoli, karena hanya permainan maka harus dinikmati dengan tools berupa segala pengetahuan teknis terkait permainan tersebut. Semua pengetahuan tersebut harus dipelajari agar meminimalisir perumusan keputusan maupun deal-deal bisnis yang keliru. Itulah kenapa pengusaha besar mempekerjaan akuntan, konsultan pajak, lawyer dan para spesialis untuk membantu mereka membuat keputusan yang tepat serta deal yang menguntungkan.

Jadi pengusaha bekerja secara gratis, sedangkan employee bekerja untuk dibayar. Maka mindset-nya yang harus dirubah. Kita ingin jadi pengusaha bukan ingin kaya, tapi karena ingin membangun sesuatu. Punya banyak uang adalah dampak, bukan tujuan! Sebagai pengusaha, berfikir mendapat uang banyak atau menjadi kaya hanyalah sebuah dampak dari akibat melakukan sesuatu dengan sangat baik, dan untuk melakukan sesuatu dengan sangat baik, modal utamanya harus terus belajar dan bertumbuh tanpa henti. Bahkan harus melewati masa-masa dimana uang tidak ada atau justru kas minus karena ada sesuatu yang harus kita pelajari dari situasi krisis tersebut.

Donald Trump, taipan negeri paman sam yang kemudian pernah menjadi presiden AS ke-45 pernah bilang bahwa suatu bisnis itu tutup bukan karena bangkrut tapi karena pebisnisnya menyerah. Kalau pebisnisnya tidak menyerah, usahanya tidak mungkin bangkrut karena dia akan berusaha mencari cara, meskipun cara yang diambilnya itu susah namun dapat menyelamatkan bisnisnya.

Kebanyakan orang cenderung merasa kasihan saat melihat perusahaan besar seperti google, facebook, Samsung dan lainnya melakukan PHK besar-besaran lalu beranggapan bahwa perusahaan itu sudah mau bangkrut. Tetapi bagi para investor, dalam situasi krisis keputusan PHK besar itu dianggap baik, karena meringankan beban perusahaan dan juga membuktikan bahwa leader perusahaan tersebut terbukti kompeten  dan bisa mengambil keputusan-keputusan sulit untuk menyelamatkan perusahaan.

BACA JUGA   Perkembangan Fintech di Masa Pandemi

Jika ada pengusaha yang bangkrut atau bahkan minus kuadran castflow-nya, hal itu tidak dapat dijadikan indikator bahwa ia buruk sebagai pengusaha, melainkan menunjukan bahwa seorang pengusaha tetap harus terus belajar.  Seperti seorang atlit berhasil juara di daerahnya, dengan skill yang sama  pada kejuaraan di level nasional belum tentu bisa jadi juara.

Sebab di level nasional, ia akan bertemu dengan juara-juara dari daerah lain yang ia tidak ketahui preparing maupunstandar latihan mereka  seperti apa? Hal ini berarti sang juara daerah tadi, harus menambah skillnya untuk bisa menjadi juara nasional. Begitu seterusnya jika hendak naik kelas ke level regional apalagi level dunia. Setiap level memiliki tantangan yang berbeda dan membutuhkan ilmu dan keterampilan untuk memecahkannya. Maka pengusaha akan diukur dengan kemampuan untuk belajar dan bertumbuh, itulah kenapa ada istilah growth mindset.

Kata Robert T. Kiyosaki penulis buku best seller rich dad poor dad bahwa bagaimana cara orang yang terlahir miskin bisa menjadi kaya di negara manapun mereka tinggal adalah, yang pertama mereka memiliki visi serta rencana jangka panjang. Kedua, mereka percaya pada hasil yang tertunda dan ketiga, mereka menggunakan kekuatan penggandaan untuk keuntungannya. Kekuatan penggandaan yang dimaksud ialah gagasan tentang langkah kecil karena setiap langkah kecil dalam proses belajar akan berlipat ganda dari tahun ke tahun. Orang yang sama sekali tidak melangkah tidak akan memperoleh keuntungan dari akumulasi pengetahuan serta pengalaman yang diperoleh dari penggandaan.