Berdasarkan keterangan pengunjung, untuk harga tiket masuk ke area gua, setiap pengunjung akan dikenakan tarif Rp. 10.000/orang. Namun karena pandemi, untuk sementara masih digratiskan oleh pengelola.
“Biasanya 10 ribu, tapi karena masih pandemi jadi belum dikenakan tarif masuk,” terang Akbar sibua, salah seorang pengunjung.
Seperti halnya beberapa gua yang lain, gua sepanjang kurang lebih 1 km ini juga memiliki batuan stalagmit dan stalaktit, yang tentu proses terbentuknya membutuhkan waktu ratusan tahun. Di dalam ruangan gua yang sebagian besar dialiri air, terdapat beberapa air terjun kecil dan kubangan-kubangan, lantai gua yang licin mengharuskan pengunjung yang masuk agar memperhatikan setiap langkah kaki dan sebaiknya dilengkapi dengan alat keselamatan yang memadai.
Selain mulut gua yang letaknya ditepian kali, terdapat juga lubang vertikal dengan juntaian akar-akar pohon dari atas gua, yang biasa digunakan sebagai jalur keluar menuju ke hutan Sangowo. Di dalam gua juga hidup aneka satwa yang membentuk ekosistem gua, seperti kelelawar, udang gua, laba-laba dan lainnya.
Meskipun menawarkan keindahan dan pengalaman wisata yang berbeda, kondisi gua dan area sekitarnya kini tampak membutuhkan sentuhan yang lebih serius. Keberadaan Perdes No.5 Tahun 2018 tentang Pengembangan Desa Wisata, yang menetapkan gua ini sebagai aset desa Sangowo, nampaknya belum diterapkan secara optimal. Padahal sebagai aset desa, keberadaan gua tentu berguna bagi peningkatan pendapatan dan dapat menunjang aktivitas perekonomian warga.
Reporter : Arqam Djumad
Editor : Redaksi