Jailolo,- Tauro, Bukubualawa, dan Bukumaadu, adalah tiga desa yang berada di pesisir pantai Halmahera Barat. Dalam aktifitas sehari-hari, baik dalam interaksi sosial maupun dalam aktifitas ekonomi, warga menggunakan jembatan darurat dan merupakan satu-satunya sarana yang menghubungkan ketiga desa tersebut.
Pantauan reporter Sentranews.id di lokasi (23/4), kondisi jembatan yang terbuat dari kayu tersebut jauh dari kata layak. Jembatan tersebut oleh warga, dikhawatirkan sewaktu-waktu bisa roboh karena termakan usia.
Sekertaris desa Tauro, Ardi A. Safi (25), saat ditemui di kediamannya, menyampaikan bahwa jembatan darurat adalah satu-satunya akses darat yang digunakan masyarakat untuk menunjang aktifitas ekonomi.
Menurut Ardi, jembatan utama sudah rusak cukup lama yaitu sejak Agustus 2020 dan sampai ini belum ada perbaikan, padahal sudah dijanjikan oleh dinas pekerjaan umum kabupaten Halmahera barat akan dikerjakan tahun ini. Adapun jembatan darurat yang kini ada, adalah hasil swadaya masyarakat dengan bantuan dinas PU Halbar.
“Jambatan darurat itu di kerjakan secara swadaya masyarakat, namun bahannya dari anggaran 10 juta rupiah dari dinas PU, saat ada demonstrasi warga menuntut pembangunan Jembatan pada 16 Agustus 2020,” ungkapnya.
Selain itu, tokoh pemuda Tauro, Asri Puasa (27), juga membenarkan bahwa jambatan itu sangat dibutuhkan warga dalam melakukan aktifitas sehari-hari
“Rata-rata disini masyarakat berprofesi nelayan, hasil tangkapnya biasa dibawa menggunakan sepeda motor untuk dijual di desa-desa lain,” jelasnya.
Abdul Hamid Yusri, Kepala Bidang Binawarga Dinas PU Halmahera barat, menyampaikan bawah jembatan itu masuk pekerjaan di 2021. Namun masih menunggu kedatangan tiang pancang. Jika sudah ada maka akan segera dikerjakan.
Adapun mengenai waktu pengerjaan, ia mengaku belum dapat memastikan dan menghimbau masyarakat untuk lebih bersabar. Meskipun demikian, ia menjamin jembatan tersebut pasti dibangun, karena sudah masuk dalam perencanaan tahun 2021.
Reporter : La Alirman
Editor : Redaksi