Ia melanjutkan, semenjak Kabong Cahaya hadir dengan sayuran selada, Pemerintah Kota Tidore Kepulauan telah merilis dan menambah daftar sayuran yang beredar di pasaran menjadi 17 item sayur, yang sebelumnya hanya 16 item jenis sayuran. Selain selada, ada beberapa tanaman sayur ditanam di greenhouse Kabong Cahaya antara lain pakcoy (brassica rapa) dan kangkung (ipomoea aquatica). Harga yang dipatok untuk tanaman selada per 500 gram sebesar Rp. 7000. sedangkan untuk sayur pakcoy dan kangkung masing-masing Rp. 6000 per 500 gram tanaman
“Torang lihat kondisi di Tidore ini tanaman selada bolom ada, hanya beberapa yang produksi skala kecil. Tapi kalo dengan skala green house torang bisa produksi lebih besar untuk sayuran selada. Jadi Alhamdulillah so masuk 17 item sayur di Tidore. Kalo kemarin di data statistik Kota Tidore Kepulauan baru 16 item sayur, itu selada belum ada. Tapi Alhamdulillah 2020 selada so ada,” terangnya.
Menurut Galing, untuk memulai sebuah kebun hidroponik, lahan tak menjadi ukuran. Namun jika diperlukan produksi dalam skala besar, lahan seluas 10×10 meter itu dirasa cukup untuk memenuhi kebutuhan sayuran masyarakat sekitar. Adapun untuk membangun 1 bangunan greenhouse diperlukan anggaran berkisar 40 hingga 65 juta rupiah, tentu disesuaikan dengan tipe greenhouse.
“Kalo dari nol pembongkaran lahan sampai finishing itu dia harus butuh sekitar 60 sampai 65 juta. Tapi itu tipe bangunan seperti apa dulu, kalo pake bambu deng kayu beda. Pake bambu itu sekitar 40 jutaanlah,” ungkapnya.
Galing menjelaskan, dalam mempersiapkan benih, ia menerapkan manajemen tanam untuk setiap instalasi hidroponik dengan target perpekan minimal 500 tanaman. Agar panennya berkesinambungan setiap pekan. Adapun bagian penting yang perlu diperhatikan dalam bertani hidroponik adalah target dalam pembibitan harus digenjot dan dijaga, tentunya selain keuletan dan kesabaran dalam mengelola tenaman hidroponik, sehingga hasilnya pun bisa maksimal.
Bertani hidroponik dalam greenhouse menurutnya relatif lebih aman dari serangan hama penyakit sebab lebih terjaga karena sudah terlindungi oleh greenhouse, sehingga bisa dikontrol berbeda dengan tanaman yang tidak terlindungi dalam greenhouse.
Harapannya, semoga kedepan petani Tidore mampu memproduksi sayur dalam skala besar, sehingga bukan saja hanya memenuhi kebutuhannya sendiri, melainkan bisa menjadi produsen sayur terbaik di Maluku Utara. Harapannya yang lain untuk anak-anak muda agar tetap berkreasi dan berinovasi dalam melihat peluang.
“Harapannya semoga di Kota Tidore Kepulauan itu mampu memproduksi sayur yang punya kapasitas minimal produksi lalu menjual di berbagai kota seperti Ternate dan lain-lain. Dia (Tidore) harus menjual keluar, dia bukan jadi konsumen lagi tapi so jadi produsen sayur terbaik di Kabupaten/ Kota di Maluku Utara. Kemudian yang kedua, untuk generasi muda, tetap berkreativitas dan berinovasi dalam melihat sebuah peluang,” tutupnya.
Reporter : Aalbanjar
Editor : Redaksi