Sementara jika dilakukan simulasi head to head antara Marci Kegou versus Mesak Magai hasil survei menunjukan tingkat keterpilihan Marci Kegou di angka 52,6% sedangkan Mesak Magai di angka 30,1% dan tidak memilih sebanyak 17,3,%.
Sedangkan jika disimulasikan Head to head antara Marci Kegou dengan Hugo Martinus Karubaba hasilnya, Marci Kegou dipilih sebanyak 60,6% dan Hugo Martinus Karubaba dipilih sebanyak 26,8% dan tidak memilih sebanyak 12,6%.
“Hasil survei ini dilaksanakan LKPI dengan sampel dari survei sebanyak 1.400 responden yang memiliki hak pilih dan tersebar di empat daerah pemilihan (Dapil). Tepatnya terdiri atas 26 Distrik/ Kampung secara proporsional bedasarkan data jumlah populasi daftar pemilih tetap Pemilu 2024 Kabupaten Nabire,” kata Togu.
Togu menambahkan, koleksi data dilakukan pada 23 Juli – 1 Agustus 2024 secara online melalui data collection Survei Telkomsel. Pengambilan sampel menggunakan metode non-probability sampling, dengan tingkat kesalahan (margin of error) sekitar -/+ 2,6 % pada tingkat kepercayaan 95%.
“Komposisi gender responden terdiri dari 54,7% laki-laki dan 45,3% perempuan. Sebagian besar responden berasal dari kalangan kelompok usia antara 17-25 tahun (44,4%), diikuti kelompok 26-50 tahun (39,8%) dan kelompok 51 tahun keatas (15,8%),” ujarnya.
Pihak lain, Pengamat Politik Nasional Rikal Dikri menanggapi hasil survei LKPI tersebut. Rikal menilai, hasil survei ini memiliki korelasi yang kuat antara tingkat elektabilitas Mesak Magai dan Marci Kegou dengan tingkat penerimaan masyarakat Nabire terhadap petahana Mesak Magai dan Marci Kegou.
Di mana Mesak Magai dengan tingkat akseptabilitas rendah hanya 49,2% saja walaupun tingkat popularitas di masyarakat Nabire mencapai 74,3%.
Namun, lanjut Rikal, posisi Mesak Magai masih di bawah Marci Kegou di mana tingkat penerimaan Marci Kegou oleh masyarakat hingga 78,3% walaupun popularitasnya di angka 69,7%.
Sedangkan, Hugo Marinus Karubaba dengan Tingkat akseptabilitas 52,1% dengan popularitas 48,5% dan Ismail Djamaludin dengan tingkat akseptabilitas 42,2% dan popularitasnya 35,6% dan nama lainnya memiliki tingkat akseptabilitas dan popularitasnya di bawah 30%.
“Setelah dibedah lebih jauh tingkat akseptabilitas di Kabupaten Nabire di mana tingkat akseptabilitas menunjukan bahwa tingkat penerimaan dan kesukaan terhadap bakal calon Bupati Nabire, Marci Kegou yang memiliki tingkat Akseptabilitas yang tinggi yakni sebanyak 78,3%,”‘kata Rikal.
Menurut Rikal, hal ini dikarenakan Marci Kegou sering sekali melakukan pembelaan dan menerima masyarakat Nabire jika ada persoalan. Seperti saat ada perlakuan dugaan rasisme terhadap mahasiswa Papua di luar daerah.
“Juga sempat ada kejadian sebagai bentuk dari respon orang Papua di Kota Nabire yang mendatangi Kantor DPRD Nabire untuk mendesak DPRD dan Bupati Nabire agar warga orang pendatang keluar dari Nabire. Di mana Marci Kegou turun menjumpai aksi mahasiswa sambil menangis mengatakan sebagai mama Papua, hatinya terpukul dan tidak menerima perlakuan tersebut,” ujarnya.