Mata Mubarak dan isterinya berkabut menahan tangis. Bergegas mereka menuju mesin Anjungan Tunai Mandiri. Dengan uang itu, Mubarak menuju loket pembelian tiket. Yang tersisa hanya penerbangan Garuda. Mereka tak pernah tahu jika seluruh tiket penerbangan dari Ternate telah “sold out”. Habis dibeli pemudik yang hendak berlebaran di kampung halaman.

Jawaban dari petugas di loket Garuda bikin Mubarak terpukul. Memang masih ada dua tiket tersisa. Tetapi keduanya kelas bisnis. Harganya tiga belas jutaan. Jika membeli dua tiket maka butuh uang lebih dari dua puluh juta.

Ustad Ibrahim yang mendengar informasi ini sontak mengeluarkan surat mobilnya. “Saya langsung berpikir untuk menggadaikan mobil. Yang penting dapat uang untuk membeli dua tiket” cerita Ustad. Namun usaha itu tak mendapat respons. Mubarak dan isterinya mulai pasrah. Bersandar di tiang penyangga bandara. Izzah mulai gelisah. Panggilan dari maskapai agar penumpang segera memasuki ruang tunggu membuat tekanan makin tinggi. Saat putus asa mulai merayapi hati, Allah mengirim seorang hambaNya untuk menunjukan balasan bagi mereka yang tak putus meminta pertolongan dariNya.

Adalah Haji Muhammad Daeng Barang yang datang menyapa. Ia sempat bertanya kepada Ustad Ibrahim tentang masalah yang dihadapi Izzah dan keluarganya. Mendengar cerita jika Izzah harus terbang ke Abu Dhabi – ikutan lomba ngaji, pengusaha yang berhati mulia ini langsung membuka tas kecil yang dibawanya. “Saya tambah kase lengkap la ngoni kalao bayar tiket sudah” katanya. Di ujung waktu yang kasip, dua tiket dibayar. Izzah dan ayahnya terbang bersama Garuda.

“Sepanjang perjalanan menuju Jakarta, air mata saya tak berhenti mengalir. Saya tak membayangkan bersama Izzah ada dalam pesawat setelah semua ujian yang Allah berikan dalam dua hari terakhir sebelum berangkat”. Al-Quran yang jadi pembeda. Ia akan mencintai siapapun yang kerap mendekapnya dalam lantunan ayat-ayat yang indah. Izzah adalah bagian dari cinta itu. Al-Quran juga adalah sumber kejelasan yang menegaskan perbedaan antara kebenaran dan kebathilan, petunjuk dan dasar pengetahuan serta markah rahmat dan kasih sayang Allah.

BACA JUGA   Jangan Jadi Pengusaha

Mubarak bahkan masih sesenggukan ketika kami saling berkabar melalui telepon. Ceritanya bikin saya menangis untuk ketiga kalinya. Kemuliaan Al-Quran itu nyata sebagaimana janji Allah dalam surah Al An’am 6 : 92 : “Inilah kitab yang Kami turunkan penuh dengan keberkahan”. Keberkahan disini memiliki dimensi yang beragam. Berkaitan dengan kehidupan sosial maupun ikhwal yang transenden. Dalam sebuah hadist, kemuliaan Al-Quran itu disebut dapat mengubah kedudukan seorang hamba. “Sesungguhnya dengan kitab ini (Al-Quran), Allah meninggikan derajat suatu kaum dan menjatuhkan derajat kaum yang lain” (HR Muslim).

Saya menonton video yang ramai dibagikan saat Izzah berlomba di Abu Dhabi. Wajahnya sumringah. Kadang tersenyum di tengah jeda antar surah. Suaranya sungguh menggetarkan hati. Ia seperti sedang “bercakap-cakap” dengan Sang Khalik saat surah demi surah dilantunkan dengan hafalan yang menghipnotis. Tajwidnya sempurna. Ketika membaca berita di media bahwa qoriah cilik asal Tidore ini meraih juara ketiga di ajang Internasional itu, saya justru teringat kesulitan demi kesulitan yang menimpa keluarganya saat hendak berangkat dari Ternate.