Kisah Sanggar Kabata; Kreasi Budaya Halmahera Tengah

Kata menyerah sepertinya jauh dari kamus hidup Ka Dean dan rekan-rekannya, semangatnya begitu terlihat. Apalagi ketika menjelaskan tentang makna setiap gerakan dalam tarian yang ia ajarkan di sanggar Kabata. Saat ditanya tentang kendalanya selama menggawangi sanggar, ia mengaku saat ini sangat kekurangan kostum untuk tampil jika di undang, kostum yang ada saat ini sangat terbatas dan sudah berulang kali digunakan.

Adapun fasilitas yang kini ada, diperoleh dari honor tampil di suatu acara dan bantuan dari beberapa pihak yang peduli. Ia berharap, semoga semua pihak mau peduli serta ikut  menghidupkan dan melestarikan kesenian tradisi di Halmahera Tengah, terutama di tengah hantaman seni kontemporer yang kian pesat perkembangannya saat ini. Semoga sanggar Kabata terus hadir dan mewarnai dunia kesenian di Halteng dan Maluku Utara dari generasi ke generasi.

Ungkapan Henry Moore bahwa “tidak ada kata pensiun bagi seorang seniman,” sepertinya menjiwai keseharian para seniman di Sanggar Kabata. 

Reporter : Mw
Editor : Redaksi

BACA JUGA   Berkenalan dengan Pikiran Ahmad Laiman, Calon Wakil Wali Kota Tidore Kepulauan