Komitmen MTs Al-Ikhwan Tidore, Bina Potensi Siswa melalui Program Bimbingan Pengembangan Diri

Ia melanjutkan, untuk waktu pelaksanaan, kegiatan olahraga seperti sepak bola dan renang dijadwalkan pada hari Sabtu, dengan durasi 4 jam dan sementara masih dikhususkan untuk siswa laki-laki. Namun tidak menutup kemungkinan juga bisa di ikuti anak perempuan. Menurutnya, renang adalah olahraga yang penting, terutama untuk siswa yang bercita-cita menjadi tentara atau polisi.

“Renang ini menjadi tolok ukur untuk calon anggota militer. Di TNI atau Polisi itu kemampuan renang diperhitungkan, walaupun semua hasil testnya bagus, tapi tidak bisa renang, ya gugur,” ungkapnya.

“Kegiatan lain seperti seni kaligrafi dan pidato 3 bahasa, pelaksanaannya seusai Kegiatan Belajar Mangajar (KBM), dimulai pada pukul 14.00 hingga menjelang Ashar. Begitu pun dengan kegiatan ekstrakurikuler yang lain dilaksanakan setelah KBM,” tambahnya.

Pak Naim berfoto bersama kontingen Jambore Pramuka MTs Al-Ikhwan

Pak Naim mengaku ingin membentuk siswa MTs Al-Ikhwan yang memiliki ciri khas dan karakter. Terdapat target yang dicanangkan untuk para peserta didik. Ia berharap para siswa mampu menghafal Al-Qur’an. Selain Al-Qur’an, terdapat kitab Hadits pilihan yang disediakan dan diklasifikasi menurut tingkatan kelas di madrasah. Semuanya dikemas menjadi suatu kurikulum, disamping kurikulum Diknas dan kurikulum Kementerian Agama.

“Jadi target kita minimal juz 30 mereka hafal, ada juga kitab-kitab hadits yang kita sediakan untuk dihafalkan anak-anak, dari kelas VII haditsnya apa, kelas VIII sampai IX haditsnya apa. Dan itu masuk dalam kurikulum, jadi ada kurikulum Diknas, kurikulum Depag, dan kita buat kurikulum lokal yang kita adopsi dari kurikulum pesantren, ada satu atau dua pelajaran yang kita masukkan,” jelasnya.

Ia bercerita, Program Bimbingan Pengembangan Diri ini diikuti oleh seluruh siswa madrasah. Kecuali, untuk bimbingan seni tulis kaligrafi hanya difokuskan pada siswa kelas IX.

BACA JUGA   Eurasian Economic Forum Resmi dibuka Presiden Putin, Gekrafs Siap Presentasi Potensi Ekonomi Malut
Program latihan olahraga Renang

“Untuk bimbingan kaligrafi, dikhususkan untuk siswa kelas IX atau kelas tiga, khusus pada mereka. Pertimbangannya untuk kematangan menulis arab itu biasanya dikelas atas itu sudah bagus. Kalau di kelas bawah mereka harus didikte, jadi masih agak sulit. Sehingga anak-anak tahu, begitu mereka naik kelas IX mereka akan belajar kaligrafi,” tutupnya.

Dalam wawancara tersebut, Pak Naim juga sedikit mengulas tentang sejarah MTs, Ia bercerita bahwa MTs Al-Ikhwan berdiri pada tahun 2002 oleh beberapa pendiri diantaranya; Alm. M. Zen Sandiah, SH, Almh. Dra. Rajibah Sandiah, Ibu Hj. Nuraini Hi. Yahya (Topo) yang juga ketua komite madrasah, Alm. H. Naim (Tongowai), Alm. Syawal (Seli) dan Alm. Samad Salasa. Sejak didirikan, madrasah ini telah mencetak 17 angkatan alumni yang berkecimpung di berbagai bidang kehidupan. Semoga para pendiri MTs Al-Ikhwan senantiasa dalam Rahmat dan Ridho Allah SWT. Aamin

Reporter : Aalbanjar
Editor : Redaksi