Syukurdofu, Pengembangan UMKM dan Ekonomi Kreatif
Di bidang Pengembangan UMKM dan sektor ekonomi kreatif. Syukurdofu saat ini sementara mengkaji gagasan UMKM Mart atau Syukurdofu Mart, yang bertujuan untuk memasarkan produk lokal (tidore) yang diproduksi oleh rekan-rekan UMKM yang ada di Tidore. Selain Syukurdofu Mart, pihaknya juga akan mengupayakan akses atas modal untuk UMKM. Model permodalan ini akan diperkenalkan pada pelaku UMKM dengan sistem bagi hasil, sehingga dapat merangsang UMKM untuk terus produktif sekaligus untuk menumbuhkan pelaku UMKM baru.
“Syukurdofu Mart itu didalamnya akan dijual semua produk lokal. Produk lokal yang torang jual itu, tong tra produksi. Justru yang produksi itu Galasi kreative, limbah kayu dan lainnya. Torang pe tugas membangun branding, pemasaran dan penjualan, tong bangun channel-channel distribusi setelah itu baru dibagn seperti toko-toko pada umumnya. Yang kedua, permodalan, jadi Syukurdofu nanti kase modal ke UMKM, dengan sistem bagi hasil. belajar dari event kemarin UMKM Festival, kedepan so trada lagi kase doi cuma-cuma, melainkan so deng kontrak kerja sama. misal kalau dalam event itu pemenang 1-3, pihak syukurdofu akan melakukan kontrak kerjasama dengan pemenang dalam kurun waktu 3 tahun sampai mandiri, dengan pembagian 70 % untuk UMKM, 30% untuk Syukurdofu. Jika masa kontraknya habis, tahun ke 4 harus so mandiri,” Jelasnya.
Syukurdofu UMKM Festival
Berbagai kegiatan pernah digagas Aison, salah satunya yang baru beberapa bulan yang lalu dilaksanakan adalah Syukurdofu UMKM Festival. Kegiatan yang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan UMKM dan Ekonomi kreatif di Tidore tersebut berkolaborasi dengan dinas terkait dan di sponsori oleh Bank Maluku Malut. Situasi pandemi yang kini melanda dunia tentu membuat pertumbuhan ekonomi kian melambat, sehingga sektor UMKM dan ekonomi kreatif tentu menjadi harapan baru ditengah tantangan kekinian.
Menurut Aison, terdapat tiga langkah utama dalam mengembangkan potensi UMKM dan sektor ekonomi kreatif di Tidore, yaitu melalui inovasi, kolaborasi dan adaptasi. Festival tersebut diikuti oleh 50 UMKM se-Tidore Kepulauan.
Menurutnya keberhasilan kegiatan tersebut bukan pada lancarnya kegiatan, namun sejauh mana kegiatan tersebut berdampak pada perubahan sektor UMKM dan ekonomi kreatif yang lebih baik kedepan. Rencananya kegiatan serupa akan kembali digelar pasca Idul adha nanti, tentu dengan konsep dan hadiah yang lebih menarik.
“Tujuan dari kegiatan kemarin itu titik beratnya lebih pada kolaborasi. bagaimana torang menghadapi masa sulit seperti pandemi sekarang ini yang mengancam ekonomi, mungkin trada jalan kaluar selain torang berinovasi, berkolaborasi dan bradaptasi. ternyata, torang baru baku tau dan baku saling kanal, ada potensi besar di sektor UMKM dan ekonomi kreatif yang harus dikembangkan,” lanjutnya.
Secara konseptual, Syukurdofu hadir sebagai wadah untuk mendukung UMKM dan ekoomi kreatif. Selain itu, Aison berencana agar Syukurdofu juga mampu memberi solusi permodalan untuk UMKM di Tidore , juga rutin melakukan pendampingan kepada mereka. Keberadaan Syukurdofu diharapkan menjadi jawaban atas semangat pegiat UMKM di Tidore.