Oleh:
Asmar Hi Daud, S.Pi, M.Si (Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Khairun Ternate)
Potensi perikanan tangkap Maluku Utara melimpah ruah. Punya tiga komoditi unggulan yang menjadi primadona yakni komoditi ikan Cakalang, Tuna dan Tongkol yang disingkat (TCT). Dalam setahun, penangkap ikan Malut mampu memproduksi ratusan ribu ton ikan. Sayangnya, itu masih jauh dari kata berhasil. Pasalnya masih banyak loss sumberdaya ikan karena didaratkan di provinsi lain. Alhasil Dana Bagi Hasil (DBH) perikanannya masuk ke Provinsi dimana tempat ikan di daratkan.
Kondisi ini dipicu oleh banyak sekali masalah, utamanya rantai dingin yang belum optimal, kontrol harga ikan yang belum maksimal dan orientasi kebijakan pembangunan perikanan tangkap yg belum mampu mendorong percepatan pembangunan sektor perikanan menuju capaian yang ideal. Idealnya, nelayan sejahtera dan pendapatan daerah dari sektor perikanan bertambah.
Untuk menjawab kompleksitas permasalahan perikanan tangkap Maluku Utara. Ada tiga pendekatan yang harus diupayakan agar target capaian pembangunan Maluku Utara bisa terealisasi. Pertama, modernisasi kawasan pendaratan ikan. Kedua, digitalisasi sistem pemasaran. Ketiga, rantai dingin dan rantai pasok ditata dengan maksimal.
Menjawab ketiga pendekatan tersebut butuh kolaborasi dengan perguruan tinggi dan nelayan penangkap agar semuanya bisa dieksekusi. Perguruan tinggi dengan SDM perikanannya diajak bekerjasama dalam riset untuk mengurai permasalahan serta merumuskan strategi pengembangan yang tepat, terukur dan terencana berbasis data riset. Nelayan tangkap diajak bekerjasama untuk melaporkan setiap hasil tangkapannya dan memastikan proses pendaratan hasil tangkapannya di Maluku Utara.
Semoga pendekatan kebijakan dan kolaborasi trihelix ini bisa mendorong pembangunan sektor perikanan Maluku Utara menuju kejayaan di masa depan. Pasalnya, Maluku Utara dikenal sebagai daerah lumbung ikan, bukan produksi ikan. Saatnya mendorong Maluku Utara menjadi Lumbung sekaligus pusat produksi perikanan tangkap skala eksport. Semoga.