Menengok “Sagu Jai”, Biskuit Legendaris Khas Tidore

Berbeda dengan sagu pada umumnya yang berasal dari pohon sagu (Metroxylon sago), Sagu Jai yang dihasilkan oleh masyarakat di Kelurahan Jaya umumnya berbahan dasar singkong. Sehingga, setiap memasuki proses pembuatan Sagu Jai, keberadaan singkong terkadang tidak mencukupi. Hal ini disebabkan karena terbatasnya lahan yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk budidaya singkong. 

Atas dasar hal tersebut, masyarakat Kelurahan Jaya mendatangkan singkong dari daerah lain, terutama dari Jailolo, Halmahera Barat.

Sagu Jai rasa cokelat, produk andalan Brand Hulajay

“Kalo masyarakat dorang biking sagu, dia pe kasbi (singkong) itu torang datangkan dari Jailolo, karena stok kasbi yang ada disini (Kelurahan Jaya) kadang tara sampe,” ujar pria yang pernah mengikuti pelatihan UMKM di Ternate itu. 

Keberadaan Sagu Jaya yang telah dikenal luas di Maluku Utara tersebut, kini telah ditampung oleh beberapa pusat penjualan oleh-oleh di Kota Ternate. Setidaknya terdapat enam toko yang menyediakan oleh-oleh, khususnya kuliner khas Maluku Utara di Ternate yang membantu memasarkan produknya. 

“Saat ini, Sagu Jai so (sudah) masuk di toko oleh-oleh yang ada di Ternate, termasuk rumah Tara No Ate deng (dan) beberapa toko yang khusus jual kuliner khas Maluku Utara,” terang Ali yang pendiri kelompok usaha Banari Lawang Jaya tersebut.

Prospek Sagu Jai yang cukup menjanjikan dan keberadaan nya yang telah dikenal luas oleh masyarakat, kini terus dikembangkan. Dengan sentuhan inovasi, kehadiran Sagu Jai dapat kita temui dalam beberapa varian rasa, baik sagu dengan rasa cokelat, jeruk, mangga maupun stroberi. 

Bahkan, keberadaan usaha pemasaran Sagu Jai yang telah mengantongi izin dari dinas terkait tersebut, kini hadir dengan kemasan yang tampak menarik. Hal ini diinisiasi untuk menarik minat para pembeli.

Pria yang sedari tadi antusias menyambut kedatangan kami tersebut menambahkan bahwa dari semua varian rasa Sagu Jai yang dihasilkan. Sagu Jai dengan rasa coklat merupakan salah satu produk yang paling diminati masyarakat.  

“Saat ini Sagu Jai yang torang biking itu ada empat rasa, yaitu rasa cokelat, stroberi, jeruk deng mangga, tapi orang paling suka itu yang rasa cokelat,” tutur Ali sambil menunjuk sagu dengan varian rasa yang dimaksud.

BACA JUGA   Nasib Nelayan Tuna di Tahafo

Dalam sekali produksi, menurut penuturan Ali, Sagu Jai yang dihasilkan dapat mencapai 20 bungkus, dengan setiap bungkus berisi empat lempengan sagu. Di samping itu, dengan varian rasa yang beragam, pria yang juga berprofesi sebagai petani singkong tersebut mematok harga berbeda-beda setiap variannya, misalnya sagu aneka rasa memiliki harga yang berbeda dengan sagu dengan rasa original.

“Biasanya kalo sagu rasa original, di pasar saya jual satu bungkus yang isi empat deng harga Rp. 10.000, sementara yang belum kase bungkusan dia pe isi enam,” tutur Ali sembari memperlihatkan persediaan sagu yang masih tersisa dalam sebuah wadah.