Bila kita telusuri lebih dalam lagi menurut dimensi-dimensi penyusun indeks kebahagiaan, maka diketahui bahwa nilai indeks pada dimensi Kepuasan Hidup yaitu sebesar 80,88. Angka tersebut merupakan merupakan nilai indeks dimensi Kepuasan Hidup tertinggi jika dibandingkan dengan angka pada dimensi yang sama dari seluruh Provinsi se-Indonesia.
Beberapa indikator yang memicu tingginya nilai indeks Dimensi Kepuasan Hidup masyarakat Maluku Utara yaitu keharmonisan keluarga yang kuat, terjalinnya hubungan sosial yang baik, keadaan lingkungan yang asri dan terjaga, kondisi keamanan yang kondusif, dan masyarakat Maluku Utara cenderung merasa puas dengan pekerjaan yang dimiliki dan pendapatan yang diterima.
Keharmonisan keluarga di Maluku Utara salah satunya dapat dilihat dari rendahnya jumlah perceraian. Menurut data Badan Peradilan Agama, jumlah perceraian Provinsi Maluku Utara yaitu sebanyak 1.273 kasus, dan merupakan salah satu paling rendah se-Indonesia. Sementara itu kondisi keamanan yang kondusif juga didukung dari data Kepolisian bahwa jumlah kasus kejahatan di Provinsi Maluku Utara merupakan salah satu paling rendah berdasarkan laporan polisi (850 kasus pada tahun 2020) dengan tingkat risiko penduduk terkena kejahatan sebesar 69 per 100.000 penduduk dan termasuk terendah se-Indonesia.
Dimensi berikutnya yaitu dimensi Makna Hidup tercatat memiliki nilai indeks sebesar 79,41 dan merupakan nilai indeks tertinggi dari seluruh Provinsi se-Indonesia. Jika kita lihat lebih dalam lagi kinerja indikator-indikator pada indeks Dimensi Makna Hidup di Maluku Utara memiliki indikasi yang baik. Adapun indikator-indikator yang berindikasi baik terhadap Makna Hidup yaitu tingginya kemandirian masyarakat Maluku Utara, penguasan lingkungan oleh masyarakat secara baik, senantiasa menjaga hubungan positif dengan orang lain di dalam lingkungan masyarakat, dan penerimaan terhadap diri sendiri yang lebih baik dibandingkan masyarakat di Provinsi lainnya.
Baiknya kinerja indikator-indikator pada dimensi Makna Hidup di Provinsi Maluku Utara tidak terlepas dari dijalankannya norma-norma dan kearifan lokal yang terpelihara dalam adat istiadat dan kebudayaan masyarakat Moloku Kie Raha. Provinsi ini memiliki empat Kesultanan yang memiliki hubungan kekerabatan yang tinggi.
Jaelan Usman dalam La Sakka (2007) menggambarkan bahwa pada hakikatnya, Moloku Kie Raha adalah keseimbangan dalam bentuk Jou se Ngofangare atau yang secara bebas diartikan sebagai Kau dan Aku, yang mengandung makna bahwa segala sesuatu yang terjadi di muka bumi, segala pemikiran, segala hal yang akan dilakukan, harus berdasarkan atas kehendak Kau dan Aku.
Sedangkan secara konsepsional, Jou se Ngofangare merupakan landasan kehidupan Moloku Kie Raha yang memposisikan semua manusia dihadapan Tuhan adalah sama, tanpa melihat hegemoni dan subordinasi masing-masing. Dengan nilai-nilai luhur tersebut, masyrakat Maluku Utara cenderung hidup dalam kepuasan baik secara lahiriyah maupun bathiniyah.
Kemudian pada dimensi Perasaan, memiliki nilai indeks sebesar 67,92 dan merupakan satu-satunya dimensi yang mengalami penurunan nilai indeks, selaras dengan kondisi nasional dimana hampir seluruh Provinsi mengalami penurunan.