Dari karyawan yang semula dipandang sebelah mata oleh rekan kerjanya, Fita kemudian berkembang menjadi sosok karyawan andalan. Pribadinya yang menyenangkan didukung kinerja yang profesional, membuat klien-klien besar dikantornya mempercayakan urusan pajak mereka untuk ia tangani. Kepercayaan inilah yang membuat Fita berkesempatan mengunjungi berbagai negara di dunia, mengingat perusahaan yang meminta ia urusi pajaknya, sebagian memang usahanya berada di luar negeri.
Faktor lainnya adalah karena kemampuan bahasa Inggris yang fasih dan sedikit bahasa mandarin, membuatnya lebih mudah untuk berkomunikasi dengan klien dari berbagai negara. Fita mengaku, hingga sekarang ia masih dipercaya secara pribadi mengelola pajak klien-kliennya, meski kini ia telah menetap di Maluku Utara. Mungkin pengalaman di bidang konsultan pajak inilah, alasan mengapa ia begitu detil mengetahui seluk-beluk dunia perpajakan.
Tahun 2019, setelah sekian lama bekerja di bidang konsultan pajak ia pun berhenti dan memilih menghabiskan waktu bersama keluarga. Kondisi ayahnya yang sakit mengharuskan Fita untuk selalu di dekat beliau, apalagi ia adalah anak tunggal. Selama proses penyembuhan sang ayah, Fita mengaku lebih memiliki banyak waktu bersama ayah dan kakeknya. Sempat indekost di dekat kantornya sewaktu bekerja, Fita kemudian pulang dan tinggal bersama kakeknya hingga akhir usia beliau.
Seringnya berdiskusi dengan sang kakek membuat kecintaan Fita terhadap Maluku Utara semakin kuat dari hari kehari. Hampir setiap saat kakeknya selalu bercerita tentang Maluku Utara, baik sejarah, kebudayaan hingga cita-cita sang kakek akan masa depan provinsi ini. Menurutnya, di antara sekian banyak cucu, ia adalah salah satu yang paling sering bersama beliau. Sehingga wajar jika semua cerita tentang daerah ini begitu membekas di ingatan Fita. Di perpustakaan pribadi almarhum-lah, Fita melahap banyak referensi tentang Maluku Utara. Kenangan yang membuat ia merasa sangat kehilangan sewaktu beliau wafat.
Selain kakeknya, sosok lain yang menurut Fita begitu berpengaruh dalam keputusannya untuk pulang adalah Bupati Halmahera Tengah, yang juga masih kerabat dekat keluarganya. Sosok Om Elang -sapaan akrab Fita untuk Bupati Edi Langkara- yang mendukung langkahnya untuk kembali dan berusaha mengabdi di Halmahera Tengah.
Berbekal keahlian dan pengalaman di dunia konsultan sebelumnya, Fita pun meretas jalan mendirikan perusahaan konsultan perencanaan di Halmahera Tengah. Fita kini tercatat sebagai Komisaris PT. Berjaya Berkah Engineering, salah satu hasil karya Fita dan timnya, yang ia dedikasikan untuk Halmahera Tengah adalah merancang Wisma Fagogoru Halteng di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Sebuah rancangan yang akan segera dibangun oleh pemerintah kabupaten.
Fita berharap, semoga karya tersebut menjadi bentuk pengabdiannya sebagai seorang putri Patani dan menjadi jawaban atas harapan sang kakek, meskipun diakuinya belumlah seberapa. Kekerabatannya dengan sang Bupati memang ia khawatirkan menjadi bahan cibiran berbagai pihak, namun hal itu akan berusaha ia jawab dengan profesionalitas.