Artinya, keberadaan Galasi Kreatif yang hari ini telah dikenal khalayak umum dengan produk-produknya yang menggambarkan kekayaan alam Maluku Utara tersebut, ternyata berasal dari hobi yang sejak kecil telah ia lakoni.Kebiasaan menggambar, membuat mainan dari barang-barang bekas, mobil-mobilan dari kayu, telah dimulai sejak masih duduk di bangku sekolah dasar, yang secara tidak langsung semakin mengasa kreatifitasnya.
“Waktu masih ana-ana (anak-anak) dulu, torang (kami) sering biking oto (mainan mobil-mobilan) dari kayu. Jadi, kalo pulang sekolah torang sering main di kompleks sini,” kenang pria yang memiliki hobi menggambar sejak masih kecil terebut.
Kebiasaan membuat replika ataupun miniatur yang dilakoninya juga terbawa hingga ia menempuh pendidikan tinggi di kota Gorontalo. Hanya saja keterbatasan alat dan bahan, di samping kesibukannya sebagai mahasiswa dengan tugas yang menumpuk membuatnya mengurungkan niat untuk menghasilkan suvenir dalam jumlah besar, apalagi untuk tujuan penjualan.
Ide menjadikan hobinya sebagai sesuatu yang dapat mendatangkan rupiah baru dimulai sejak ia selesai dari bangku perkuliahan.Saat kembali ke kampung halaman, ia mulai membuat suvenir seperti gantungan kunci hingga berbagai replika yang menampilkan produk-produk lokal di Maluku Utara dengan memanfaatkan alat dan bahan seadanya.
Gayung pun bersambut, pada Februari lalu, Galasi Kreatif memperoleh bantuan dari pemerintah melaui Dinas Perindagkop Kota Tidore Kepulauan. Bantuan berupa peralatan kerja yang diperoleh dari pemerintah tersebut semakin memotivasi usaha Galasi Kreatif untuk meningkatkan produk suvenirnya. Bahkan dalam sehari, produk yang masuk kategori mudah dapat dihasilkan hingga puluhan unit.
“Dalam sehari, kalo produk yang gampang, kita bisa biking sampe puluhan unit. Tapi yang sulit, kadang dua hari baru bisa jadi satu unit,” tutur Nasrun sambil menunjuk replika bentor sebagai produk yang baginya cukup rumit.
Suvenir yang dihasilkan, bahkan menjadi cenderamata yang diberikan kepada perwakilan Kedutaan Besar Spanyol untuk RIsaatkunjungannya ke Tidore beberapa waktu lalu terkait kesiapan Sail Tidore yang akan digelar pada September mendatang.
Adapun harga yang ditawarkan dari setiap produk, pria yang pernah mengikuti studi banding kemahasiswaan di Singapura itu menawarkan harga cukup bervariasi untuk setiap produk yang dihasilkan, tergantung tingkat kerumitan dalam proses pengerjaan dan lama waktu dalam penyelesaian. Mulai dari belasan ribu rupiah hingga mencapai jutaan rupiah per produk.
“Harga yang kita patok sesuai dengan tingkat kerumitan saat proses pengerjaan, kalo suvenir yang biking rasa gampang, kita jual murah. Tapi yang biking kong butuh waktu, pasti dia pe harga agak mahal sadiki,” tutur Nasrun.
Walaupun demikian, Nasrun tidak mengharapkan keuntungan yang didapatkan, yang menjadi tujuan utama adalah bagaimana keberadaan usaha yang ia rintis dapat bertahan dan terus berkembang.
Kini, keberadaan Galasi Kreatif yang ia rintis tengah menyiapkan diri untuk turut serta dalam meramaikan perayaan Sail Tidore 2021 pada September mendatang.