Kedua, bencana juga bisa di maknai sebagai bentuk kejadiaan alam dan Pesan Al-Khaliq di Bumi Manusia yang lebih rumit dari sekedar pesan kepada manusia yang tidak akan dan mengantisipasi sebagai peringatn timbulnya akibat bencana yang lebih dhasyat seperti gempa tektonik baik diikuti gelombang tsunami atau tidak; gempa vulkanik akibat letusan gunung berapi serta letusan gunung berapi itu sendiri, dan bencana di akibatkan oleh terjangan angin yang berkekuatan luar biasa seperti angin putih beliung, topan, badai, atau yang sejenisnya.
Terhadap bencana jenis ini, kalau pun manusia tak bisa mencegahnya, paling tidak bisa mendeteksinya secara lebih dini. Sayangnya, deteksi dini itu tak diikuti dengan kesadaran yang memadai dari masyarakat sehingga jatuhnya korban tetap tak bisa dihindari. Begitu pun pada kasus gempa dan tsunami di Mentawai, para ahli geologi suda mampu mendeteksinya sejak dini. Tapi lemahnya kesadaran dan kurangnya infrastruktur dan alat-alat teknologi yang memadai membuat masyarakat sulit menghindar dari bencana.
Akhir dari tulisan singat ini dengan memahami bencana seperti itu, terbuka peluang bagi kita untuk menghindarinya, atau meminimalisasi dampaknya. Kalaaupun bencana kita anggap sebagai azab maka azab itu datang karena kebodohan dan minimnya kesadaran kita, absenya kebijakan pemerintah terkait upaya-upaya mitigasi bencana, bukan azab tetapi ini merupakan Pesan dan peringatan Sang Al-Khaliq di Bumi Manusia agar supaya manusia dan seisinya tidak melakukan tindakan yang melanggar aturan dan tuntunannya.
Akhir kata turut berduka cita, atas bencana alam banjir di wilayah Gam Rua, dan mari kita semua kirimkan Do’a semoga saudara-saudari kita yang terdampak dibalik peristiwa ini diberikan ketabahan, keselamatan, dan lindungan Allah SWT, Aamiin.