Sekelumit Riwayat Pers dan Pergerakan Nasional

Peran pers waktu itu sepertinya sulit untuk dicari relevansinya dengan situasi kekinian. Pers yang lahir sebagai sarana perlawanan masa itu hadir menampilkan para pemimpin pergerakan di kancah nasional. Meskipun di pihak lain terdapat juga pers yang cenderung mempromosikan kemuliaan penguasa. Terbitan pidato-pidato Soekarno, brosur-brosur Tan Malaka, tulisan Hatta, koran hingga naskah drama dan karya sastra semua ditampilkan dalam nuansa perjuangan revolusi Indonesia. Lantas, bagaimana keadaan pers hari ini? Lalu bagaimana keadaan pergerakan hari ini?

Yang bisa kita petik dari riwayat perjuangan pergerakan adalah, betapa para tokoh pergerakan berbagi tugas, baik secara sadar maupun tidak, direncanakan atau tidak direncanakan. Mohammad Hatta, Sutan Syahrir dan lainnya berjuang di luar negeri membangun jejaring internasional,  Soekarno di dalam negeri mempersatukan rakyat yang ribuan tahun berkhidmat kepada kesultanan-kesultanan dan Tan malaka yang berbaris bersama rakyat, buruh-tani dan laskar-laskar juang. Menggerakkan indoktrinasi dan propaaksi (aksi mogok, boikot dan blokade). Kombinasi yang luar biasa antara para tokoh pergerakan, saling melengkapi  meski  berbeda pandangan, irisannya masih tetap sama, yaitu kemerdekaan. Pers pun tumbuh menjadi senjata perjuangan yang efektif, yang benar-benar tidak disia-siakan oleh para pemimpin pergerakan, mengingat kondisi geografis yang terpisah-pisah dan solidaritas yang masih kedaerahan.

Andai pers tidak turut serta dalam revolusi, boleh jadi informasi tentang Hirosima dan Nagasaki  yang di bombardir Amerika Serikat tentu tidak diketahui oleh kaum pergerakan, untuk kemudian berhitung dan mengkonsolidasi diri guna mendorong proklamasi kemerdekaan. Jika tidak ada radio misalnya, maka mungkin yang merdeka hanya Jalan Pegangsaan Timur No. 56 dan sekitarnya, bukan segenap Bangsa Indonesia.

Insan pers pada dasarnya adalah bagian dari kaum pergerakan yang berfungsi menjaga akal sehat publik. Pers mencatat dan menyajikan informasi untuk pergerakan, juga menginformasikan keadaan rakyat dan perkembangan pergerakan ke seluruh penjuru negeri. Pers berperan mengontrol arah kebijakan penguasa agar tetap berpihak pada terangkatnya harkat dan martabat rakyat demi terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

BACA JUGA   D'Joung Cafe sebagai Kritik dan Kritik Terhadap d'Joung Cafe: Suatu Refleksi Hari Sumpah Pemuda

Semoga melalui momentum kemerdekaan ini, insan pers tanah air benar-benar merdeka dan selalu berada pada porosnya, yaitu sebagai pembuluh darah rakyat, sementara kepada mereka yang saat ini sedang tersesat menjadi public relation oligarki, semoga segera kembali kepada khitah-nya.