Proses belajar mengajar dalam lembaga pendidikan non-formal semacam PKBM Khoffah sendiri sangatlah fleksibel, selain di dalam ruangan, kegiatan belajar mengajar bisa dilaksanakan di ruang terbuka. Saat ini di PKBM Khoffah sendiri tengah menjalankan 2 (dua) model layanan yakni layanan daring (dalam jaringan) dan luring (luar jaringan). Kedua layanan ini merupakan metode untuk membantu “warga belajar” dalam mengikuti pelajaran.
Untuk program wirausaha PKBM Khoffah, sementara ini, masih fokus pada produksi keripik dan manisan pala yang dibagi dalam kelompok-kelompok kecil dengan bimbingan dari tutor masing-masing. Program wirausaha ini sendiri menurutnya, masih terkendala pada rendahnya minat dari sebagian besar warga belajar.
“Saya pernah tawarkan cuma dorang belum terlalu tertarik, mudah-mudahan kedepan bisa lebih baik,” lanjutnya.
Nurjana bercerita, bahwa PKBM Khoffah juga sudah menyiapkan beberapa rancangan program, yaitu kursus komputer dan bahasa Inggris. Khusus untuk bahasa Inggris, tutornya telah disiapkan dan semoga bisa menarik peminat. Adapun warga belajar yang tergabung di PKBM Khoffah saat ini berasal dari Tidore, Ternate, Halmahera Barat, dan Halmahera Tengah (Patani).
Sejauh ini, PKBM Khoffah telah melaksanakan ujian paket A, B dan C untuk kesetaraan, pada 4-7 April 2021. Jumlah peserta yang mengikuti ujian adalah 75 orang, yang terdiri atas ; peserta ujian paket A sebanyak 7 orang paket B sebanyak 29 orang dan paket C sebanyak 40 orang peserta.
Nurjana melanjutkan, bahwa kehadiran PKBM atau lembaga semacam ini manfaatnya langsung terasa di masyarakat. Kegiatan semacam ini, baginya memiliki tantangan tersendiri terutama saat berhadapan dengan orang-orang yang sudah enggan bersekolah dan juga sudah tidak mau belajar sama sekali.
“Ada tantangan tersendiri bagi saya, ketika mangada orang yang so tra mau sekolah sama sekali, tra mau belajar sama sekali. Torang kase dorongan dia, kase dia motivasi untuk bangkit lagi, jadi semacam ada kebanggaan tersendiri,” kenangnya.
Seusai berbincang dengan Ibu Nurjana, di tengah kegiatan, kami juga berhasil menemui ketua panitia pelaksana, Rafsanjani Hi. Laha (28). Kepada kami ia menjelaskan bahwa ujian kesetaraan hari itu dilaksanakan dalam motode daring dan luring. Daring di ikuti oleh peserta dari Patani Halmahera Tengah dan luring dilaksanakan di SDN Bukulasa, Desa Bukit Durian. Materi ujian yang digunakan sesuai dengan mata pelajaran pada umumnya di sekolah formal, dari SD hingga SMA.
Rafsanjani berharap, agar ujian di PKBM dapat menambah semangat mereka yang sempat putus sekolah dan bercita-cita melanjutkan pendidikan formal. Semoga melalui PKBM, mereka bisa meraih apa yang dicita-citakan.
“Harapan saya peserta bertambah semangat bagi mereka yang sempat putus sekolah, dan bagi mereka yang punya cita-cita lanjut pendidikan formal yang belum terlaksana bisa dapat sesuai apa yang mereka inginkan,” harapnya.
Sementara itu, diruangan kelas, peserta terlihat antusias dan sungguh-sungguh dalam mengikuti ujian yang sedang dilaksanakan. Selepas ujian, kami pun menemui beberapa peserta, Ikbal (17) dan Rusni Samad (42). Harapan yang sama mereka sampaikan, yaitu agar kedepan kegiatan semacam ini bisa lebih baik lagi. Sebab sangat bermanfaat bagi mereka yang pernah putus sekolah. Dan semoga kedepan tidak ada lagi yang putus sekolah.