Sub Marcos dari Chiapas

“Kau tak punya apa-apa buat berpikir,” Louis mengejeknya. “Alangkah  miskin dan dungu dirimu Marcos, pergi sana kamu,” dengan nada kasar Marcos diusir

Mereka semakin menjadi-jadi mengoloknya. Dengan sangat sedih si kecil Marcos mencoba menyingkir ke tempat lain untuk belajar. Namun, kemanapun ia belajar, Louis selalu mengoloknya “Marcos dungu”. Maka  si kecil Marcos pergi lebih jauh lagi sampai tiba di suatu tempat yang sangat kumuh di sekitar bibir sungai Lacandon.

Saking  kumuhnya  tempat  tersebut  sampai  tak satupun orang yang tumbuh segar di sana. Si kecil Marcos kesepian memeluk-meluk  catatan kecil  yang dibawanya. Ia biasa berbagi cerita dengan catatan kecilnya saat sedang sendiri.

“Lokasi yang sempurna untuk jadikan diriku hujan bagi orang-orang sekitar sini,  karena tak seorangpun pernah datang membawa kata-kata segar kemari,” bisik Marcos kepada catatannya.

Si kecil Marcos mengerahkan banyak upaya untuk menjadikan dirinya hujan. Dan akhirnya  menelurkan setetes kata “Ya Basta”. Sedikit demi sedikit, kata-katanya keluar meluncur. Dengan segenap semangat, kata-katanya pun menjadi tumbuh. Tetesan kata-kata si kecil Marcos terus menciprat sendirian. Karena  tempat kumuh itu begitu lengang, ia menimbulkan kebisingan  hebat ketika menciprat tepat di atas  bibir sungai lacandon. Ia telah membangunkan tempat kumuh yang bisu.

“Woi…ribut apa engkau di atas?” tanya orang-orang di sana.

Ya Basta, meretas dari cangkang otakku,” jawab si kecil Marcos.

“Wow… seperti hujan kata… demokrasi, kebebasan dan keadilan?” Sesuatu akan tumbuh disini. “Lekas bangun, hati kita harus disuburkan?” tanya Ana Maria –seorang companiera (rekan baru) Marcos– sambil membangunkan saudara-saudaranya yang berguling diatas punggung dedaunan. “Bangun, bangun, cepatlah bangun,” teriaknya.

Orang-orang pun bangun dan mengintip. Sesaat kemudian di sekitar bibir sungai Lacandon tumbuh milyaran kata yang tersapu warna hitam segar. Durito —companiera Marcos yang lain, menyebut nama sang hitam segar itu “Zapatista.”  Orang-orang pun mendekat, melihat Zapatista itu dari dekat, lalu berkata, lihat, ada banyak harapan di sana. Ayo, bikin hujan kata di sana bersamanya.

BACA JUGA   Pembungkaman Fungsi Partai Politik

Gerakan Zapatista lahir kembali di tanggal 1 Januari 1994, saat NAFTA (North American Free trade Agreement) berlaku efektif. NAFTA adalah perjanjian yang ditandatangani oleh Presiden AS George Bush, Perdana menteri kanada Bryan Mulroney, dan Presiden Meksiko Carlos Salinas pada tahun 1992.

Perjanjian tersebut untuk membentuk zona bebas berdagang. EZLN,  Tentara Pembebasaan Nasional Zapata  yang bersifat organisasi politik-militer dengan sistem komando. Kebanyakan Pimpinan dan anggota EZLN adalah pelarian dari desa-desa mereka. Sangat anti terhadap tokoh-tokoh desa (kelas menegah tradisional) yang mereka sebut caciques

“Demokrasi, freedom, dan keadilan!”
Ya basta for NAFTA… ya basta for Carlos Salinas… ya basta for military!” teriak orang-orang kumuh itu mengangkat harga diri mereka.