Tabbayun (Untuk Bung Olis)

Pada paragraf selanjutnya, Bung Olis hanya membedah opininya sendiri dari sepotong kalimat dalam sambutan Wakil Walikota yang kemudian menjadi judul tulisannya “Hirup Debu Batubara Mendapat Pahala” Bung Olis mengakui bahwa ia menulis opini tersebut dengan pendekatan satire.

Padahal, kalau saja Bung Olis sedikit mau bersabar dan melakukan tabbayun sebagaimana perintah Al Hujurat ayat 6 atas sebuah informasi yang ia dengar lewat potongan video via Facebook, Wakil Walikota mengucapkan kalimat itu juga sebagai sebuah satire. Hanya saja kronologis dan latar belakang mengapa sampai Wakil Walikota  mengucapkan satire seperti itu tidak diketahui oleh Bung Olis sehingga gagal memahaminya dengan baik.

Dalam tafsir Al-Misbah atas Al Hujurat ayat 6, Quraish Shihab membedakan dengan jelas ‘khabar’ bersifat umum dan ‘naba’ dimana, ‘naba’ yang dimaksud dalam ayat tersebut berarti berita sangat penting, bersifat khusus. Karena itu Allah memulainya dengan ‘Wahai Orang-Orang Beriman’ berarti ada sesuatu yang perlu diperhatikan, bersifat penting.

Sebagai penutup, Jangan-jangan bung Olis dan saya masuk dalam kategori orang fasik, sehingga informasi apapun yang kita sampaikan, berita apapun yang kita tulis dan dibaca oleh publik mesti diragukan kebenarannya. Sebagai mana rumusan pakar-pakar islam. Orang yang melakukan dosa besar kategori fasik yakni membunuh, korupsi, sementara orang yang seringkali berbuat dosa kecil berulang-ulang juga termasuk orang fasik, contohnya bercanda namun menyakiti hati orang lain, jika itu dilakukan berulang-ulang kali maka termasuk kategori fasik.

Kita mungkin belum melakukan dosa-dosa besar yang termasuk ketegori fasik tapi bisa jadi kita sudah melakukan dosa-dosa kecil berulang-ulang, tanpa sadar tanpa bertaubat. Semoga kita semua terhindar dari kefasikan.

Wallahualam Bissawab…

BACA JUGA   Benny Laos dan Politik Snouck Hurgronje