Tinggal Nama, Nasib UMKM Minyak Kelapa di Halmahera Barat

Jailolo,- Kelapa adalah komoditas utama masyarakat Halmahera. Selain sebagai campuran aneka menu makanan, buah kelapa juga dapat diolah menjadi minyak goreng. Di kabupaten Halmahera Barat, sebelum kini diserbu produk industri minyak sawit, industri kecil minyak kelapa sempat berkembang. 

Berdasarkan data Disperindagkop Halmahera Barat, daftar UMKM khusus produsen minyak kelapa, berjumlah 29 UMKM yang tersebar di seluruh Halmahera Barat. Meski demikian, kenyataan di lapangan, tidak satupun produk minyak kelapa lokal yang beredar di pasaran.

Ridwan Dano Toka (43), Pengelola KUB (Kelompok Usaha Bersama) Morogam, merupakan salah satu produsen minyak kelapa, saat disambangi reporter Sentranews.id pada Senin, 24 Mei 2021, di kediamannya di desa Gamlamo menceritakan, usahanya dimulai pada tahun 2012, melalui program kelapa terpadu yang digagas bupati  Ir. Namto H. Roba.

Ia berkisah, produksi minyak kelapanya sempat berjalan selama 2 tahun, namun keterbatasan alat produksi karena masih diolah secara tradisional, usahanya menjadi sulit berkembang. Pernah usahanya memperoleh bantuan dari pemerintah Halmahera barat, tapi tidak sesuai dengan kebutuhan peningkatan produksi. Karena itu, pihaknya beralih memproduksi VCO (Virgin Coconut Oil), demi menjaga kelangsungan KUB Morogam.

Ridwan bercerita, keberadaan Sentra Kelapa Terpadu yang dibangun Pemda Halmahera Barat di Acango kini seakan percuma, karena tidak ada kegiatan produksi minyak kelapa disana.

“Sampai detik ini, ketika sudah dibangun bangunan sentra kelapa terpadu di wilayah Acango, tapi belum terlihat kegiatan produksi untuk minyak kelapa,” ungkapnya.

Ridwan melanjutkan, minyak kelapa yang diproduksinya sudah memiliki hasil uji laboratorium, namun sulit berkembang karena kurangnya perhatian pemerintah. 

KUB Morogam sendiri pernah mewakili Kabupaten Halmahera barat dalam kancah nasional yaitu dalam kegiatan yang diselenggarakan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal, melalui program ‘Pencanangan Pemakaian Minyak Kelapa Tanak secara Nasional’ di Sumatera Barat.

BACA JUGA   Ikuti LPDP Business Competition, Ketua Gekrafs Malut dan Tim Dapur Emak-Emak Menangi Short Course Bisnis ke AS
Ridwan Dano Toka bersama Menteri PDT Ir. H. A. Helmi Faishal Zaini

Menurutnya, kegiatan waktu itu diikuti oleh empat kelompok dari berbagai daerah penghasil kelapa, antara lain ; Kab. Pesisir Selatan, Kab. Padang Pariaman, Kab. Mamuju Utara dan Kab. Halmahera Barat. Kegiatan yang berpusat di Padang Pariaman pada Oktober 2012 tersebut dihadiri langsung oleh Menteri PDT, Ir. H. A. Helmi Faishal Zaini.

Sementara itu, Mulyono (40), pengelola KUB Gamjaha saat ditemui di desa Acango, mengaku bahwa kendala tidak berproduksinya industri minyak kelapa saat ini, dikarenakan tingginya harga bahan produksi yang kian tidak sebanding dengan harga jual, serta beban perawatan alat produksi yang semakin mahal. Selain itu, VCO yang merupakan produk alternatif juga masih terkendala di pasar, sehingga perputaran penjualan produk dinilai lambat dalam hitungan bisnis. 

Ia melanjutkan, akibat kondisi inilah, hampir semua produsen minyak kelapa di Halmahera Barat, kini berhenti berproduksi.

“Rata-rata produsen minyak kelapa di Halmahera barat tidak lagi memproduksi minyak kelapa,” tutupnya.