Transformasi BRI: Bermakna untuk Masyarakat Indonesia di Era Digital

Bank Rakyat Indonesia (BRI) merupakan salah satu bank terbesar milik pemerintah Indonesia yang didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja tanggal 16 Desember 1895. Perjalanan sejak 1895 hingga saat ini BRI hadir untuk melayani dengan setulus hati. Pelayanan BRI didasarkan pada tiga aspek, yaitu: Memberikan yang terbaik, menyediakan pelayanan prima dan bekerja dengan optimal dan baik.

Bank Rakyat Indonesia (BRI) terus bertransformasi untuk mencapai salah satu target pada tahun 2025, yaitu menjadi “Champion of Financial Inclusion”. Dalam upaya untuk mencapai visi tersebut, BRI telah melakukan banyak hal, diantaranya melakukan penetrasi produk dan layanan keuangan pada tatanan mikro dan ultra mikro, dengan menggunakan konsep hybrid bank yang mengkombinasikan layanan digital dan physical (layanan perbankan konvensional) untuk memperluas jangkauan.

Upaya tersebut bisa dilihat setidaknya dari tiga layanan yang ditawarkan oleh BRI sebagai upaya untuk memberikan kemudahan akses kepada masyarakat, terutama masyarakat di daerah-daerah pedesaan, yaitu: Pertama, AgenBRILink. Pada tahun 2022 jumlah AgenBRILink telah mencapai angka 627 ribu agen atau meningkat 24,6% dari tahun sebelumnya, nilai transaksi mencapai Rp1.298 triliun rupiah atau tumbuh atau tumbuh 13,5% dari tahun sebelumnya. Bahkan pada tahun 2022, AgenBRILink telah menjangkau 58.896 desa di seluruh pelosok Indonesia, atau setidaknya telah melampaui 77% total desa yang ada di Indonesia.

Kedua, super app BRImo. Komitmen memberikan kemudahan akses layanan keuangan melalui super app BRImo terus menuai respons positif dari masyarakat, seperti pada laporan tahun 2022, pengguna Brimo telah mencapai 23,85 juta pengguna, melesat 68,46% dari tahun sebelumnya. Bahkan nilai transaksi finansial mencapai 1,83 miliar transaksi.

BACA JUGA   Langkah Mendorong Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Wilayah Indonesia Timur

Ketiga, co-location SENYUM (Sentra Layanan Ultra Mikro). Hal lain yang dilakukan sebagai komitmen untuk memperluas jangkauan dilakukan melalui Holding Ultra Mikro antara BRI (sebagai induk) dengan PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM). Holding Ultra Mikro setelah satu tahun pendirian, berhasil mengintegrasikan lebih dari 34 juta nasabah ultra mikro guna memperoleh layanan keuangan formal. Hingga akhir tahun 2022 Layanan co-location SENYUM (Sentra Layanan Ultra Mikro) telah mencapai 1.013 lokasi.

Langkah strategis yang terus dilakukan oleh BRI pernah mendapat pujian dari pakar kebijakan publik Harvard Kennedy School, Prof. Jay K. Rosengard yang mengatakan bahwa “BRI dengan jaringannya di Indonesia merupakan bank yang paling unggul di sektor mikro. Berbagai lembaga lain di dunia pernah mencoba untuk memfokuskan di sektor tersebut, namun tidak ada yang sesukses BRI” (CNBC, 2022). Selain pujian dari Prof. Jay, BRI juga meraih banyak penghargaan karena berdampak terhadap perbaikan sosial ekonomi masyarakat.

Problem yang kemudian muncul dari beragama capaian yang diperoleh oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah, masih banyak masyarakat Indonesia yang mengalami penipuan online yang mengatasnamakan Bank Rakyat Indonesia. Dalam banyak kasus, nasabah bank mengalami kerugian yang tidak sedikit.