Haltim – Masyarakat di Maba Utara merasa terbantukan dengan dibangunnya jalan dan jembatan, oleh pemerintahan Ubaid Anjas pada Periode pertama.
Min Radja, salah satu pendeta yang kini bertugas di Desa Tewil, Kota Maba, mengaku bahwa dulu ketika dirinya masih bertugas di Maba Utara, warga terpaksa menggelontorkan duit sebesar Rp2 juta per orang jika hendak bepergian dari satu desa ke desa lainnya.
“Dulu waktu saya masih tugas di Maba Utara itu, setiap orang harus mengeluarkan uang sebesar Rp2 juta untuk pergi ke Desa Pumlanga walau hanya dari Desa Dorosago,” ujar Min Radja dalam orasi Politiknya di Pumlanga, Selasa (12/11).
Ia mengaku, warga di Maba Utara tidak hanya mengeluarkan biaya yang besar, tetapi juga terpaksa menempuh jalur laut, karena akses darat sama sekali belum terhubung sama sekali.
“Tetapi pada masa pemerintahan Ubaid Anjas mampu menjawab kebutuhan masyarakat ini, sehingga terbantukan dengan akses yang sudah terbuka yaitu melalui jalan dan jembatan,” jelasnya.
Karena itu, ia menghimbau kepada seluruh masyarakat di Maba Utara untuk tidak menutup mata dalam melihat realitas politik yang ada.
“Bapak Ubaid Anjas telah membuktikan kepada kita bagaimana memberikan pelayanan dasar kepada masyarakat, terutama yang ada di Maba Utara,” tandasnya.
Maka dari itu, ia menambahkan bahwa masyarakat tidak terkecoh dengan barang baru.
“Sebab barang baru itu biasanya berakhir menhecewakan. Dan tipologi melirik barang baru itu adalah ciri anak-anak, bukan orang dewasa. Jadi saya harap yang hadir disini semunya orang dewasa,” tukasnya.
Reporter: Tim Sentra
Editor: M. Rahmat Syafruddin